ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siapakah Kita? (Hari ke-2)

Siapakah Kita? (Hari ke-2)

Manusia sebagai makhluk memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Khaliknya. Manusia sebagai Abdillah (Hamba Allah) menerima semua ketetapan dariNya. Manusia sebagai hamba Allah menaati seluruh perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia sebagai hamba Allah mengingat setiap saat kebesaran Tuhannya. Sudahkah anda melakukannya? Apa yang kita kerjakan setiap harinya, itulah karena ketentuan Allah yang Maha Menguasai alam seisinya.

Kapankah kita beribadah menyembah kepada Sang Pencipta alam semesta? Beramallah untuk akhirat seakan-akan kita akan segera kembali kepadaNya. Apakah kita tidak perlu bekerja? Bekerjalah untuk kehidupan dunia seakan-akan kita hidup selamanya. Dengan demikian seimbanglah kehidupan dunia dan akhirat anda.

Untuk siapakah ibadah kita? Manusia tidak boleh memilah-milah aktivitasnya, sebagian karena Allah dan sebagian untuk yang lain. Semua aktivitas yang kita kerjakan hanyalah karena Allah Sang Pencipta yang menguasai segalanya. Firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an surah Al An’am ayat 162 yang berbunyi,

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al An’am : 162).

Apakah tugas anda diciptakan Sang Khalik kita? Dalam AlQur’an surah Az Zariyat ayat 56, Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az Zariyat : 56)

Di manakah kita berpegangan atas semua perintah dan laranganNya? Semua perintah dan larangan-Nya ada di dalam Al-Qur’an, dan ada juga yang disampaikan melalui lisan utusanNya, beliaulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berbagai macam perintah diantaranya: ada perintah untuk berbuat baik kepada ke dua orang tua, perintah shalat dan berbagai macam amal ibadah lainnya, perintah untuk berdakwah, dan perintah-perintah lainnya.

Bolehkah kita menduakan atau menyekutukanNya? Allah Ta’ala berfirman dalam AlQur’an surah An-Nisa’ ayat 36 yang artinya:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua (ibu dan bapak), karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa (4): 36).

Di dalam ayat ini terdapat sepuluh hak yang wajib kita tunaikan. Oleh karena itu, ayat ini disebut dengan “huquuqul ‘asyroh” (hak-hak yang berjumlah sepuluh). Di dalam ayat ini pula, Allah Ta’ala memulai dengan menyebutkan hak-Nya, yaitu (yang artinya), ”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”

Di manakah bukti bahwa tauhid merupakan perintah Allah Ta’ala yang pertama kali diserukan kepada seseorang dan merupakan kewajiban terbesar seorang hamba dalam sepanjang hidupnya, sebelum menunaikan kewajiban yang lainnya? Di dalam AlQur’an surah Al-Isra’ ayat 23, Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’ (17) : 23).

Apakah yang harus kita lakukan setelah rajin beribadah kepada Nya? Perintah untuk beribadah juga dikaitkan dengan perintah berserah diri (tawakkal) setelah melakukan upaya yang maksimal. Seperti firman Allah berikut:

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ

“Milik Allah rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya lah dikembalikan seluruh persoalan, karena itu beribadahlah kepada-Nya dan berserah dirilah.” (QS. Hud : 123).

Dengan beribadah sebagai bentuk merendahkan diri kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dengan tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi pula.

Ayo, berlombalah dalam kebaikan demi kehidupan masa depan anda di akhirat nan kekal selamanya!

Semoga barakah, manfaat.

Wallahu a’lam.

(Bersumber dari AlQur’an).

Baiti Jannati, 2 Januari 2022 (Hari ke-2).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah Alhamdulillaah Alhamdulillaah ...

02 Jan
Balas



search

New Post