PENTINGKAH BERTUTUR KATA HALUS? (Hari ke-340)
Segala ucapan yang dikeluarkan manusia sejatinya selalu dalam pengawasan Allah ta’ala. Ucapan itu juga mengandung pertanggungjawaban, bukan hanya di dunia melainkan di akhirat pula.
Mengenai pentingnya bertutur kata yang baik, Al-Qur'an telah menggambarkan kepada kita semua bahwa ada 9 macam perkataan dalam Al-Qur'an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata, yaitu:
Pertama, qaulan ma‘ruufan (perkataan yang baik) berarti perkataan baik yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Selain itu, qaulan ma’ruufan berarti pula perkataan yang pantas dengan status sosial yang berlainan, tidak menyinggung perasaan, serta pembicaraan yang mendatangkan kemaslahatan. Seorang guru berutur kata yang santun, pejabat bertutur kata yang beretika. Juga seorang dai, kiyai, tokoh masyarakat, pimpinan ormas, hendaknya bertutur kata dengan ma’ruf, sesuai dengan kondisi sosial dan budaya.
Kata Qaulan Ma`ruufan disebutkan Allah ta’ala dalam QS. An-Nissa: 5 dan 8, QS. Al-Baqarah: 235 dan 263, serta QS. Al-Ahzab: 32.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nisa' Ayat 5
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik”. (QS. An-Nisa': 5).
Kedua, qaulan sadiidan (perkataan yang tegas dan benar) adalah perkataan yang benar, tegas, jujur, lurus, to the point, tidak berbelit-belit. Yakni suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nisa' ayat 9:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (QS. An-Nisa': 9).
Ketiga, qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut) adalah penyampaian pesan yang lemah lembut dengan suara yang enak didengar, lunak, tidak memvonis, memanggilnya dengan panggilan yang disukai, penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud layyina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Taha ayat 44:
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut”. (QS. Taha: 44).
Keempat, qaulan maisuuran (perkataan yang mudah) berarti berkata dengan mudah atau gampang. Artinya mudah dicerna dan mudah dimengerti oleh orang lain. Perkataan ini juga mengandung empati kepada lawan bicaranya, menyenangkan, memberikan harapan, dan memotivasi orang lain untuk mendapatkan kebaikan.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra' Ayat 28
وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا
“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut”. (QS. Al-Isra': 28).
Kelima, qaulan baliighan (perkataan yang membekas pada jiwa) adalah perkataan yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar akal seseorang atau khalayak dan menggunakan bahasa yang mengesankan kepada jiwa mereka.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nisa' ayat 63:
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيْغًا
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya”. (QS. An-Nisa': 63).
Keenam, qaulan kariiman (perkataan yang mulia) adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertata krama. Dalam konteks QS. Al-Isra’: 23, perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orang tua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka. Qaulan kariiman harus digunakan juga saat berkomunikasi dengan orang yang harus kita hormati.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra' ayat 23:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (QS. Al-Isra': 23).
Ketujuh, qaulan tsaqiilan (perkataan yang penuh makna) yaitu perkataan yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang dalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama. Juga berarti kata-kata yang syarat makna dari seorang ahli hikmah, sufi, ataupun filosof, biasanya memuat sebuah konsep pemikiran yang mendalam baik secara intelektual maupun spiritual.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Muzzammil ayat 5:
اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu”. (QS. Al-Muzzammil: 5).
Kedelapan, ahsanu qaulan (perkataan yang terbaik) adalah menyampaikan perkataan dengan pilihan kata terbaik. Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Fushshilat ayat 33:
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَا لِحًا وَّقَا لَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?" (QS. Fushshilat: 33).
Kesembilan, qaulan 'adhiiman (perkataan yang mengandung dosa besar). Berbeda dengan 8 qaulan sebelumnya, qaulan ‘adhiiman ini merupakan ujaran yang mengandung penentangan yang nyata terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Termasuk jenis qaulan ‘adhiiman adalah setiap ujaran kebencian yang mengandung permusuhan dan penipuan. Perkataan jenis ini mudah sekali dijumpai di era internet. Media sosial telah banyak digunakan untuk menumpahkan fitnah, caci maki, dan menyebarkan perkataan kotor yang menjauhkan manusia dari jalan Allah.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra' ayat 40:
اَفَاَصْفٰىكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِيْنَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنَاثًاۗ اِنَّكُمْ لَتَقُوْلُوْنَ قَوْلًا عَظِيْمًا
“Maka apakah pantas Tuhan memilihkan anak laki-laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar-benar mengucapkan kata yang besar (dosanya)”. (QS. Al-Isra': 40).
Dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa, Allah berfirman seraya membantah orang-orang musyrik yang berdusta dan yang mengatakan bahwa para Malaikat adalah anak perempuan Allah Ta’ala. Dengan demikian, mereka telah menganggap para Malaikat itu berkelamin perempuan. Selanjutnya mereka menuduh bahwa para Malaikat itu adalah anak perempuan Allah, lalu mereka jadikan sebagai sembahan. Dengan demikian, mereka telah melakukan kesalahan besar pada ketiga kesempatan di atas.
Wallahu a’lam,
Sumber: dari AlQur’an dan Hadits.
Semoga barakah, manfaat.
Kudus, 6 Desember 2022 (Hari ke-340)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang menarik dan bermanfaat Bu...sehat dan sukses selalu
Alhamdulillaah, terimakasih Bu Oria, salam sehat dan sukses ya Bu
Alhamdulillaah, bisa tayang lebih pagi
semoga manfaat, barakah untuk semuanya
Informatif dan mencerahkan bunda. Terima kasih telah mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.Salam sehat dan sukses selalu.
Aamiin Yaa Allah, terimakasih Pakdhe, sukses selalu
Ulasan yang mencerahkan bu
Alhamdulillaah, terimakasih Bu Sofiawati, salam sukses ya Bu
Trimakasih pencerahannya bucan, salam sukses
Sama sama Bu Amalia, salam sukses
Ulasan yang selalu informatif dan mencerahkan. Penuh gizi dan bermanfaat. Barokallah Bunda.
Alhamdulillaah, barakallaahu lakuma Bu Aisyah, salam sehat dan sukses ya Bu
Terima kasih pencerahannya, Bun Zuy... baarakallah
Sama sama Bu Sholihah, barakallaahu lakuma, salam sukses ya Bu
Mantap ulasannya, Bu Zuyyinah. Salam sukses selalu!
Alhamdulillaah, terimakasih Bu Sakdiyahi, salam sukses ya Bu
Ulasan yang sangat bermanfaat. Barokallah Bunda.
Alhamdulillaah, Barakallaahu lakuma Bu Nanik, salam sukses