PANITIA SEMBILAN DAN PERUMUSAN PANCASILA, IKUTI SEJARAHNYA! (Hari ke-153)
Bangsa Indonesia bersatu, berjuang dan berperang secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, memunculkan semboyan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Inilah contoh pentingnya belajar sejarah, karena sejarah mengajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Negara Indonesia harus memiliki dasar negara. Dasar negara Indonesia yang disepakati pada tanggal 1 Juni 1945 adalah Pancasila.
Bagaimanakah kelanjutan proses perumusan Pancasila?
Setelah sidang I selesai, BPUPKI istirahat selama sebulan. Tanggal 22 Juni 1945, 9 anggota BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan. Panitia Sembilan atau 9 tokoh nasional adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoeyoso, Abdoel Kahar Moezakir, Haji Agus Salim, Mr. Achmad Soebardjo, K.H.Wachid Hasyim, Mr. Muhammad Yamin.
Hasil kerja Panitia Sembilan oleh Muh Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang terdapat perumusan dasar negara Indonesia merdeka:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI dalam sidangnya yang kedua. Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ), dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Iinkai.
Sebelum PPKI diresmikan, Ir. Soekarno, Muh Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat dipanggil oleh panglima tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yaitu Jendral Terauchi di Dalat ( Vietnam ). Terauchi menyatakan bahwa masalah pelaksanaan kemerdekaan diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Jepang sudah lemah.
Ir. Soekarno ditetapkan sebagai ketua PPKI, dan Drs. Muh Hatta sebagai wakilnya. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan negara Republik Indonesia.
Sehari setelah kemerdekaan, tgl 18 Agustus 1945, PPKI sidang I. Sebelum rapat dimulai Soekarno Hatta menemui 4 orang yaitu Ki Bagus Hadikusuma, KH Wakhid Hasyim, Kasman Singadimedjo, dan Teuku Muhammad Hasan untuk membahas kembali rancangan Pembukaan UUD, karena tokoh pemimpin dari Indonesia bagian timur Mr. A.A. Maramis menyatakan keberatan terhadap butir pertama rumusan dasar negara yang ada pada Piagam Jakarta, yaitu “Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Hal ini seolah-olah tujuh kata tsb hanya mengatur golongan tertentu dan golongan yang lain kurang diperhatikan.
Saat sidang berlangsung Muh Hatta menyampaikan hal tersebut. Atas dasar nilai kebersamaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta kebutuhan seluruh wilayah negara Indonesia, seluruh peserta sidang setuju untuk mencoret 7 kata yang ada pada sila I Piagam Jakarta, sehingga menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa.”
Piagam Jakarta digunakan sebagai bahan untuk menyusun Pembukaan UUD 1945 oleh PPKI. Hasil sidang PPKI tgl 18 Agustus 1945 adalah: Mengesahkan UUD 1945, Menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Menetapkan Ir. Soekarno dan Drs. Muh Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat ( KNIP ) untuk membantu Presiden sebelum DPR dan MPR terbentuk.
Di dalam Pembukaan terdiri 4 alenia. Pada alenia keempat tercantum rumusan dasar negara Indonesia Pancasila yang benar dan syah yang berbunyi: KeTuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Masyaallah, betapa besar perjuangan para tokoh zaman dahulu dalam meraih kemerdekaan. Beliau-beliau memikirkan masa depan bangsa dengan merumuskan UUD 1945 dan dasar negara Pancasila. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa. Lahumul Faatihah.....
Apa sih yang bisa kita teladani dari nilai-nilai perjuangan dalam proses perumusan Pancasila tersebut?
~ Sikap persatuan dan kesatuan
~ Membela dan memperjuangkan hak asasi manusia
~ Semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan cinta tanah air
~ Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi
~ Pengabdian dan berjiwa kepahlawanan.
Wallahu a’lam,
Dari beberapa sumber
Semoga barakah, manfaat.
Baiti Jannati, 2 Juni 2022 (Hari ke-153)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah karya yang luar biasa, ulasan yang lengkap tentang kelahiran Pancasila, lanjutkan berbagi dengan karya terbaik, Barokallah Bu Zuyyinah
Aamiin Yaa Allah, Barakallah Pak Ahmad Syaihu, sehat dan sukses selalu
Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah
Barakallaah semuanya
Luar biasa, sangat informatif Bu Zuyyinah
Alhamdulillaah, Barakallaah Pak Rochadi, sehat dan sukses
Keren bun ulasannya, mencerahkan
Alhamdulillaah, Barakallaah bu Yuli Amaliyah
Keren sekali tayangannya,mantap, sehat dan sukses selalu bu zuyyinah
Aamiin Yaa Allah, Barakallah bu Yelli, sehat dan sukses selalu
Mencerahkan bangat dan makasih uda mengingatkan kembali. sehat selalu bunda Zuyyinah.
Aamiin Yaa Allah, Barakallah Pak Hustanil Abu, sehat dan sukses selalu
Ulasannya keren dan mantap sekali. Sangat informatif dan mencerahkan. Sehat dan sukses selalu bunda
Aamiin Yaa Allah, Alhamdulillaah, Barakallaah Pak Sudiwanto, sehat sekeluarga dan sukses Pak
Ulasan sejarah yang keren, semoga selalu sehat dan sukses Bunda.
Aamiin Yaa Allah, Barakallah bu Anita,, sehat sekeluarga dan sukses ya bu
Mantap banget ulasannya bunda, semoga sehat dan sukses selalu
Aamiin Yaa Allah, Barakallah bu Bahirni, sehat dan sukses selalu