ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
FESTIVAL TUNAS BAHASA IBU (Hari ke-275)

FESTIVAL TUNAS BAHASA IBU (Hari ke-275)

Selesai melaksanakan upacara Hari Kesaktian Pancasila, pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2022, kegiatan sekolah dilanjutkan dengan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu 2022 di tingkat kecamatan.

Selamat dan sukses ya nak, Zahra Nur Fadhilah, siswi kelas 5 SD 3 Bulungkulon, sebagai juara 3 tingkat kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus dalam lomba Menulis Aksara Jawa Tahun 2022. Semoga ke depannya selalu membawa nama baik sekolah. Kegiatan ini sangat bagus untuk “nguru-nguri aksara Jawa” yang hampir luntur di masyarakat Jawa karena perkembangan iptek yang pesat.

Balai Bahasa Jawa Tengah menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu 2022 dengan tema "Lestarikan dan Kembangkan Bahasa Jawa".

Festival Tunas Bahasa Ibu 2022 merupakan media apresiasi kepada para peserta revitaslisasi bahasa daerah. Festival ini dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah di tingkat kecamatan/ kabupaten/ kota hingga provinsi. Para juara dari masing-masing jenjang akan berlomba ke jenjang berikutnya sesuai dengan mata lomba.

Mata lomba dalam Festival Tunas Bahasa Ibu 2022.

Lomba untuk tingkat sekolah dasar atau SD:

1. menulis aksara Jawa

2. membaca geguritan

3. mendongeng

Lomba untuk tingkat sekolah menengah pertama atau SMP:

1. nembang macapat

2. membaca aksara Jawa

3. menulis geguritan

4. berpidato

Masing-masing lomba terdiri atas dua kategori, yaitu kategori putra dan putri baik tingkat SD maupun SMP.

Jadwal Festival Tunas Bahasa Ibu 2022

1. Pendaftaran: tanggal 12 September-5 November 2022

2. Waktu pelaksanaan: 11-13 November 2022

3. Tempat pelaksanaan: Hotel Griya Persada, Jalan Gintungan Utara No 77, Jetis, Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebagai upaya menggencarkan revitalisasi bahasa daerah yang menyasar generasi muda. Festival ini merupakan media apresiasi kepada para peserta program revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan secara berjenjang mulai dari sekolah atau komunitas belajar di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.

Dalam pelaksanaannya, festival ini melibatkan partisipasi guru pendamping, pegiat bahasa daerah, dan pemerintah daerah. Selain itu, FTBI dilaksanakan sebagai upaya mewujudkan toleransi kebinekaan di Indonesia. Kebinekaan adalah kekayaan terpenting yang dipunyai oleh bangsa Indonesia.

Ada tujuh macam kompetisi dan acara yang bisa diikuti generasi muda dalam FTBI, yaitu membaca dan menulis aksara daerah; menulis cerita pendek; membaca dan menulis puisi; mendongeng; pidato; tembang tradisi; dan komedi tunggal (stand up comedy).

Acara ini benar-benar variatif dan juga kekinian jenis kompetisinya, sehingga menjadi suatu hal yang bukan hanya untuk melindungi dan merestorasi, tapi juga untuk masuk ke abad yang baru bagi para milenial.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerukan Islam, beliau tidak serta merta melarang dan memusnahkan tradisi Arab, melainkan menyesuaikannya agar sejalan dengan semangat Islam. Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa hal-hal yang bersifat duniawi hendaknya ditakar sesuai kapasitas dan keahlian beliau, jangan diterima mentah-mentah begitu saja.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam Alquran bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia biasa:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ

“Katakankah (wahai Muhammad) sesungguhnya aku adalah manusia sepertimu, yang diberikan wahyu…” (QS. Al-Kahfi: 110).

Hal yang wajib diikuti dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perkara agama, sementara itu untuk urusan duniawi diserahkan kepada timbangan baik-buruk sesuai kebutuhan umatnya.

Hal ini tergambar dalam sabda Rasulullah: “Saya ini manusia. Jika aku perintahkan kalian dalam urusan agama, maka patuhilah! Namun, jika aku memerintahkan sesuatu berdasarkan pendapatku, maka aku ini manusia biasa,” (H.R. Muslim).

Di hadits lain, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Kalian lebih mengerti urusan dunia kalian,” (H.R. Muslim). Tradisi Islam yang lestari di Nusantara adalah ekspresi budaya, perkara sosial duniawi masyarakat Indonesia.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Kudus, 2 Oktober 2022 (Hari ke-275)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Reportasenya mantap Bu.

02 Oct
Balas

Alhamdulillaah, Barakallaah Bu Mirdayanti, salam sehat dan sukses ya Bu

02 Oct

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Engkau Yaa Allah

02 Oct
Balas

Barakallaah semuanya

02 Oct

Keren dan informatif... salam literasi Bu

02 Oct
Balas

Alhamdulillaah, Barakallah Bu Nuraini, salam sehat dan sukses ya Bu

02 Oct

Reportase keren dan informatif. Salam sehat dan sukses selalu bunda Zuyyinah

02 Oct
Balas

Reportase keren dan informatif. Salam sehat dan sukses selalu bunda Zuyyinah

02 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Aisyah,salam sehat dan sukses ya Bu

02 Oct

Mantab reportasenya bu Zuyyinah semoga sukses selalu

03 Oct
Balas

Keren reportasenya. Semoga sehat selalu Bunda.

02 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Nanik, salam sehat dan sukses ya Bu

02 Oct



search

New Post