DOSA JARIYAH (Hari ke-348)
Dosa jariyah adalah dosa-dosa yang ditulis pada catatan amal buruk pelakunya padahal dia sudah berada di dalam kuburnya. Dosa-dosa tersebut ditulis terus menerus tanpa henti selamanya.
Pelaku dosa tersebut sudah meninggal dan terputus dari dunia ini namun tetap saja ditulis dan didaftar atas nama dirinya setiap hari. Dosa-dosa tersebut menjadi berlipat ganda seiring dengan perjalanan waktu. Padahal dia berada di kuburnya tanpa mampu untuk menghentikannya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang dosa Jariyah dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 25:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
“(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu”. (QS. An-Nahl: 25).
Dosa Jariyah dalam Surat Al-Ankabut ayat 13:
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
“Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan”. (QS. Al-Ankabut: 13).
Dosa Jariyah dalam Surat An-Nur ayat 19:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS. An-Nur: 19).
Dalam Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.
”Siapa saja yang menyeru kepada petunjuk, dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan siapa saja yang menyeru kepada kesesatan, baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya. Hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim).
Hadits Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَنَّ فِي الْإسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Dan siapa saja yang mengenalkan satu kebiasaan yang buruk , maka dia mendapatkan dosa keburukan tersebut dan dosa orang-orang yang melakukan kebiasaan buruk tersebut setelah dirinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim).
Akibat dari dosa jariyah adalah orang yang melakukan dosa jariyah akan menanggung dosanya sendiri dan dosa orang-orang yang mengikuti dirinya dalam perbuatan dosa tersebut.
Dengan kata lain, dia mendapat tambahan dosa dari setiap orang yang melakukan dosa jariyah yang dia lakukan. Makanya, dosa jariyah itu sangatlah besar. Tak pernah terbayangkan dalam benak pelaku dosa itu sendiri.
Dia pasti akan sangat kaget melihat tumpukan dosanya begitu banyak tanpa dia merasa telah melakukannya sebanyak itu.
Bagaimanakah cara bertaubat dan memutus berhenti dari dosa jariyah? Bertaubat dari dosa jariyah sebagaimana bertaubat dari dosa-dosa yang lain, yaitu bertaubat dengan taubat nasuha. Taubat yang tulus, jujur dan sungguh-sungguh.
Apa sih syarat-syarat taubat? Pertama, Menyesali apa yang telah berlalu. Dia merasa sedih dan menyesal atas kemaksiatan yang dia lakukan di masa lalu. Berhenti dari kemaksiatan tersebut dan meninggalkannya karena takut kepada Allah dan demi mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertekad bulat dan jujur untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan tersebut.
Kedua, beristighfar. Bertaubat dengan taubat nasuha. Melakukan berbagai perbuatan baik yang bisa menghapus keburukan, seperti berdakwah kepada kebaikan dan memelihara diri dari dosa (iffah), melarang dari perbuatan yang mungkar dan hina. Berupaya semaksimal kemampuan untuk menghilangkan dampak-dampak dari dosa yang telah dilakukan di masa lalu.
Contohnya apa sih dosa jariyah dalam keluarga? Mendidik anak berdasarkan hal-hal yang diharamkan, seperti tidak diperintahkan untuk shalat, berbohong dan mencuri, akhlak yang hina, dan membiarkan mereka dikelilingi oleh sarana-sarana modern yang melalaikan siang dan malam. Anak semacam ini akan mewarisi dari orang tuanya sifat-sifat buruk seperti ini.
Contoh dosa jariyah wanita adalah para wanita yang memulai sebuah kebiasaan buruk yang belum pernah dilakukan sebelumnya di suatu lingkungan. Setelah itu kebiasaan tersebut menjadi trend atau kecenderungan umum masyarakat. Pada tahun 80-90 an secara umum di Indonesia tidak ada perempuan yang berani memakai celana pendek di tempat-tempat umum. Kemudian ada seorang model yang berani tampil meggunakan celana pendek di tempat umum, di jalanan, di mal-mal dan seterusnya. Setelah itu marak para perempuan menggunakan model celana pendek yang laki-laki pun merasa risih untuk memakainya. Perempuan semacam ini akan menanggung dosa semua wanita yang mengikuti jejaknya selain dosanya sendiri.
Wallahu a’lam,
Sumber: dari AlQur’an dan Hadits.
Semoga barakah, manfaat.
Bulungkulon, 14 Desember 2022 (Hari ke-348)
![](https://bimamedia-gurusiana.ap-south-1.linodeobjects.com/2de71582a218719fe12efcf81a4a3ddc/2022/12/14/l-h348jpg20221214090203.jpeg)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang mantap. Makasih ilmunya, Bun.
Alhamdulillaah, sama sama Bu Ernasari, sukses selalu ya Bu
Alhamdulillaah, Barakallaah
Semoga berkah untuk semuanya
Luar biasa ulasannya, menyadarkan diri kita untuk berbbuat kebaikan. Tks Bu Zuyyinah
Sama sama Pak Rochadi, sukses selalu ya Pak