Badanku terasa hangat dan meriang. Mungkin pengaruh diguyur hujan di pemakaman kemarin. Tubuhku menggigil dibalik selimut dan tumpukan bantal. Tapi perutku tidak bisa diajak kompromi, aku harus ke kamar mandi.

Sampai di pintu kamar mandi, aku disambut tulis yang tertempel di pintu kamar mandi. "Sedang direnovasi" . Terpaksa aku harus ke kamar mandi di latai bawah. Ku percepat langakahku menuruni anak tangga. Disekelilingku lampu asrama menyala redup dengan cahaya kekuningan. Asrama masih sepi, kulihat jam di tanganku, menunjukkan pukul 2 dini hari. Pantas saja, 30 menit lagi waktu bangun para santri. Kami akan dibangunkan oleh suara nyaring dari bunyi alaram asrama.

Kamar mandinya ada di ujung lorong sana, tepat disamping ruangan laundry. Lampu di dalam ruangan laundry masih padam. Berarti pegawai tidak ada yang menginap.

"Hiks,hiks,hiks."

Langkah ku terhenti ketika mendengar suara tangisan. Suara siapa itu? Disekitarku masih sepi, hanya semilir angin dan hujan gerimis yang menemaniku di lorong ini.

"Hiks,hiks,hiks"

Suara tangisan itu kembali terdengar. Indra pendengaranku berusaha mencari sumber suara itu. Yang benar saja, arahnya dari kamar laundry. Apa mungkin ada pegawai yang menginap disana malam ini.

"Mba Yanti? Mba Nining?" Kusebutkan satu persatu pegawai laundry, tapi tak ada jawaban. Dan tangisan itu mulai hilang. Tiba-tiba pintu laundry terbuka perlahan. Ku perhatikan dari jarak tempatku berdiri sedari tadi. Sosok tinggi putih perlahan keluar dari balik pintu laundry.

"Hantuuuuuuu!"

"Ada hantuuuuuu masuk pondok!"

Kuambil langka seribu, dan suara gaduhku membangunkan seisi asrama.

Bersambung...

#Fiksi

#BelajarMenulis

#TantanganGurusiana

#TagurHariKe-06