TITAH PUTIH (Puisi)
TITAH PUTIH
Kembali ku dengar panggilan rindumu
Mengiris hati menyayat kalbu
Namun ....
Asmara terbingkai Sabda Alam
Rasa terpasung titah putih
Meski gunung mencapai langit
Meski surya membakar bumi
Bahkan raga menghilang dalam hitam
Tetaplah hidup didalam kekehendakNYA
(Edisi Lebaran Topat 1438 H)
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Tetaplah hidup didalam kekehendakNYA." Sudah menjadi suratan.
Saya mempertegas bahwa hidup selalu dalam kehendakNYA, adalah jawaban atas prillaku yang terkadang menomorduakan sang pemilik hidup, yang mentuhankan jabatan, yang mentuhankan anak dan istri bahkan yang mentuhankan uang, Nauzubillah min zalik, semoga Allah melindungi kita semua, amin..... Barokallah, Bunda Umul Muarofah dan Mas Yudha.
Kembali ku dengar panggilan rindumu...tetaplah hidup didalam kekehendakNYA Suka banget bu...keren