Seorang ibu yang bernama ana Seraya hampir putus asa dengan keinginan menambah Berat Badan (BB). Bukannya tidak bersyukur dengan kesehatan yang ana rasakan. Seumuran ana yang berumur 38 Thn dengan BB 44 Kg dan TB 154 m sangatlah tidak ideal. Dimana suami dan teman-teman mengatakan kurus. Sering kali suami menambah porsi makan secara sembunyi-sembunyi. Namun itu sia – sia. Perut ana serasa ada takaran. Dimana jika bukan porsinya perut terasa menolak makanan. Mulut ana pun seketika bersuara seperti orang yang mau muntah. “uweeek uweek uweek” ana pun berhenti makan. Kecurigaan ana langsung tertuju kepada suami. “ nasi ana pasti mas yang nambah” ucapnya kepada suami. Dia hanya tersenyum. Sejak umur 36 tahun ana banyak bertanya bagaimana cara menambah BB. Pasti jawabnya banyak makan.” Hhmmmm ... itu yang tidak bisa ana lakukan. Meski Makanan yang ana sukai sejenis yang manis-manis dan coklat namun itu tetap belum menambah BB. Ada yang menyarankan erobic. Lalu ana ikuti sarannya. Namun ana hanya aktif 4 kali latihan. Ana berhenti karena gerakannya yang sangat cepat dan sangat keras. Nafas dan tenaga ana terasa sangat capek dan ngos ngosan.

Ketika ibu mertua ana sakit, ana mengantar beliau periksa. Disana ana banyak konsultasi tentang penyakit ibu mertua ana. Dokter memberitahu aturan pola makan ibu mertua. Ana tidak mau kalah. Emang dasar ana cerewet, pingin banyak tahu apalagi tentang kesehatan. Ana manfaatkan kesempatan ini bertanya tentang apa yang ana keluhkan. Dengan perkataan dokter ana terkejut mendengarnya;

ana : kata dokter Badan gemuk diusia muda kalau sudah tua cenderung esteoporosis. kalau diusia muda kurus bagaimana dok?

Dokter : “badan yang kurus dari usia muda cenderung esteoporosis ketika sudah menginjak umur 45 keatas. apalagi jika tidak sering berolahraga diusia muda.

ana :“minimal seharusnya berapa BB saya berapa dok”? tanya saya.

Dokter : umur berapa? Berapa Bbmu? Berapa Tinggi badanmu ?

ana : umur 38, BB 44, BT 154

Dokter : min 51 max 55

ana : “kenapa saya sulit nambah BB ya dok?

Dokter : makannya gmn rutin? olah raganya gmn?

ana : baik dok, siap. Ucap saya

ana dan ibu mertua keluar dari ruang dokter. Kami lanjut pulang. Dalam perjalanan pulang ana berkeinginan melaksanakan perintah dokter.

Ana berusaha untuk makan teratur, tapi olah raga belum ana lakukan. Suatu hari ana bertemu dengan sepupunya. Ana bercerita keinginan berolahraga asal bukan erobic. Lalu dia menyarankan olahraga yoga. Wadduh.... didaerah ana tidak ada yoga. Adanya di kabupaten. Dengan jarak 12 Km ke tempat yoga, ana urungkan ikut yoga. Ana hanya berusaha makan dan minum vitamin. Namun semua sia – sia.

Beberapa tahun kemudian. Di rapat Dharma wanita kec. Klabang Ada pengumuman. Bahwasanya ada kelas yoga yang bertempat di klabang. jika ada yang berminat yoga bisa langsung kerumah instruktur diklabang, perhadir dikenakan biaya Rp 10.000. B Rahma nama instruktur yoga, dia berumur sekitar 61/62 tahun waktu itu. Beliau pelatih yoga dijakarta. Beliau pulang kampung karena ibu beliau tinggal sendiri. Dan mendirikan kelas yoga.

Sejak bulan oktober 2017 ana ikut kelas yoga. Awal masuk kelas yoga ana jalani 3 kali dalam 1 minggu sampai 6 bulan. Selanjutnya 2 kali /minggu. Nafsu makan pun bertambah. Alhamdulillah.......dalam 7 bulan BB ana bertambah. Dari 44/45 Kg naik menjadi 47 Kg tanpa perut buncit. Heeeee...... padahal sebelumnya pernah BB 46 Kg dikatain hamil. Di BB 47 Kg kok g ada yang komen hamil. Malah dapat pujian karena ada perbedaan dari sebelumnya.

Selain menambah BB, ana juga dapat banyak pujian kalau ana kelihatan segar dan awet muda. Ada yang memuji body ada yang memuji wajah. Banyak teman yang bertanya ( “ana facial dimana? Kelihatan segar tapi kok masih jerawatan” kata mereka). ana jawab; “ saya tidak pernah facial. Sangat tidak boleh sama suami, karena takut tidak cocok”. ana bercerita hanya ikut yoga. Ana sendiri tidak percaya dan heran. Ana pandangi wajah ana dicermin. Berubah apanya sih. Wong tetep gitu. Perawatan tetep sederhana. Cousmetik pun hanya pakai bedak padat dan lipstik. Yang penting sehat. Disyukuri saja

Suatu hari ada teman baru di kelas yoga. dia lebih tua dari ana umurnya sekitar 52 tahun. Dalam 5 kali pertemuan ana lihat dan amati dia. Di dialah ana dapat jawaban. Ada perubahan di wajahnya. Dia kelihatan segar frees sekali. Ternyata Bukan hanya dia. Istri guru ana yang sudah pensiun dan aktif yoga. Dia pun masih segar. Suami ana pernah bertemu dengannya dan bertanya kepada ana.

Suami : “Bu Warni masih yoga dik?

Saya : iya. Kenapa?

Suami : “ g papa. Kelihatan tambah muda. Segar wajahnya.

Saya : heeee...... pastinya. ( sambil tersenyum pada suami )

Begitu pula denganTeman – teman yang lain. Apalagi instruktur ana. Usianya yang 63/64 tahun seraya masih umur 48 tahun. Masih seger dan wajahnya keliyatan awet muda.

Kalau begitu kelas yoga banyak manfaatnya dong. Bisa nambah dan mengurangi BB. Tergantung pola makan dan kemauan per orang. Badan kelihatan padat wajah serasa segar dan awet muda. Badanpun ana rasakan tidak cepat capek dan tidak mudah letih. Karena ana merasa banyak nikmatnya yoga. Ana menginginkan Orang lain juga merasakan. Ana amalkan kepada bu leknya yang pernah mengalami struk. Dengan gerakan ringan bu lek ana diajak bergerak yoga. Dalam 2 kali yoga beliau sudah merasakan manfaat dari gerakan yoga. Begitu pula teman sebaya ana yang ikut serta yoga. Kebiasaan sakit perut sebelum menstruasi sudah tidak dirasa lagi. Seorang bidan dengan penyakit komplikasi, berangsur sehat dengan gerakan yoga. Alhamdulillah

Dengan Badan yang lentur, peredaran darah berjalan dengan lancar. Bisa dilihat dari perbandingan postur tubuh. Ada 2 orang wanita Tinggi badan dan beratnya sama. Si A dan Si B beratnya sama 60 Kg TB 158 m. Tapi kenapa kelihatan lebih lebar si A. Karena si A tidak suka berolahraga. Seperti halnya 2 bahan makanan. Timbangan ke 1 menimbang roti, timbangan ke 2 menimbang daging. Meski semua ditimbang dengan berat yang sama yaitu 1 Kg. Posisi banyak itu pun berbeda. Ditimbangan 1 mangkok timbangan pasti lebih penuh sedangkan di mangkok timbangan ke 2 pasti sedikit. Kenapa? Karena timbangan ke 2 lebih padat isinya dan lebih berotot. Sama halnya dengan badan kita.

Karena BB ana macet di 50 Kg. Ana tambah olah raga renang. Dengan renang berhasil menambah BB. Sekarang di umur 40 Tahun BB ana 52 Kg. Ada orang berkata dengan bertambah gemuk karena faktor usia. Tapi Penilaian dia salah. Jikalau ana tidak kembar kemungkinan perkataan mereka bisa dipercaya. Kembaran ana masih belum berubah. BB dia tetap seperti ana yang masih 44,45/46 Kg. Dia tidak mau diajak olah raga.

Menambah BB bukan prioritas utama. Teringat perkataan dokter yang selalu terngiang ngiang ditelinga. Ana berupaya hidup sehat. Ana menginginkan tetap sehat meski diusia tua. Ana ingin menikmati usia tua bersama anak cucunya dengan bahagia. Nikmat ALLAH begitu sempurna. Nikmat sehat tidak bisa dibeli dengan rupiah. Kesehatan adalah anugrah yang harus kita pelihara.

Mbah google menyebutkan Manfaat yoga untuk kesehatan:

- Mengatur berat badan

- Membantu mencegah dan mengobati beberapa masalah kesehatan seperti penyakit jantung, artritis, asma dan tekanan darah tinggi

- Meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi stres, depresi dan gangguan tidur

- Melancarkan pernapasan

ALHAMDULILLAH ‘ala nikmatillah !!!