" Maka Barang siapa memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa (5) dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)(6) maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)(7). ( QS.Al lail/92:5-7)

Ini hanya beberapa ayat, jika mau membuka Al Qur'an lebih dalam lagi, banyak ayat yang senada dengan ayat tersebut. Ayat ayat itu memerintahkan kita untuk berinfaq, shadaqah dan zakat. Intinya, banyak ayat yang memerintahkan kita untuk memberi. Bahkan kita boleh iri jika ada orang kaya yang menafkahkan hartanya untuk jalan kebenaran seperti sabda Rasulullah Saw. " tidak diperbolehkan hasud (iri hati), kecuali dalam dua hal, yaitu seorang yang dikaruniai harta oleh Allah, kemudian dibelanjakan dalam kebenaran, dan seorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah, kemudian diamalkan dan diajarkannya. ( HR.Bukhari dan Muslim)

Ayat dan hadist ini, merupakan inspirasi agar tetap berusaha mencari rezeki dengan untuk dibelanjakan dijalan kebenaran. Memang sulit untuk melakukan hal ini, tetapi lebih sulit lagi jika dalam keadaan miskin, bahkan bisa jadi kemiskinan ini malah membuat kita kufur. Kaya atau miskin tetap membawa resiko, tetapi, jika akhirnya menjadi miskin tentu kita harus bersabar dan tetap berikhtiar.

Jika kita berjuang mencari rezeki untuk jalan kebenaran, itu adalah salah satu jenis jihad yang dipetintahkan eh Al Qur'an. " Sesungguhnya Allah membeli dari orang orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka ( QS.At Taubah/9:111).

Kini semakin jelas, memiliki harta memang diperintahkan, selama tujuannya untuk berjihad dijalan Allah Swt. Pilihan ada ditangan kita, apakah kita mau menjadi orang kaya yang bersyukur atau orang miskin yang sabar? Keduanya tidak salah, tetapi yang utama adalah menjadi orang kaya yang selalu bersyukur.