Berbicara tentang guru takkan ada habisnya. Guru adalah sosok yang selalu digugu dan ditiru. Yang senantiasa memberi teladan bagi anak didiknya. Kemarahan seorang guru bukanlah karena tak sayang. Namun sebaliknya merupakan wujud dari kasih sayang itu sendiri. Perhatian dan ketegasannya sangat memengaruhi perkembangan dan kemajuan anak didiknya di kemudian hari. Tak dapat dipungkiri keberhasilan seseorang  tidak tidak terlepas dari peran seorang guru. Perannya takkan pernah tergantikan. Sekalipun  dengan alat tercanggih seperti sekarang ini.

Walau sudah lama berlalu kenangan bersama guru di sekolah, tak pernah hilang di telan masa. Cerita masa sekolah, mengingatkanku akan andil para guru dalam mengisi hari-hariku. Terbayang senyumnya yang menyejukkan jiwa. Tatap tajam matanya, kalau ada yang tidak disuka.

Kalau diingat-ingat, aku termasuk salah seorang murid yang tidak menyadari tentang potensi yang dimiliki. Rasa rendah diri dan tak percaya diri  yang selalu hadir di setiap saat. Hingga aku duduk di bangku SMP. Pelajaran geografi waktu itu seakan mendobrak rasa yang selama ini membelengguku. Sedikit demi sedikit rasa itu perlahan sirna. Masih teringat dengan jelas di memoriku. Guru geografiku menugaskan membuat sebuah peta provinsi di buku gambar. Seketika kelas hening tanpa suara. Karena semuanya mulai sibuk mengerjakan tugas. Bu Guru berkeliling kelas, memantau proses kegiatan menggambar.

“ Gambarmu bagus!”. Aku kaget mendengar suara yang tiba-tiba. Ternyata Bu Rat (begitu kami memanggilnya) sudah berdiri di belakangku sambil memperlihatkan senyum manisnya.

“ Terima kasih,Bu!” Sambil kubalas senyumnya.

Waktu terus berjalan, jam pelajaran hari itupun usai. Gambar peta yang kami buat diselesaikan di rumah, untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Begitu pesan Bu Guru.

Terngiang kembali ucapan Bu Guru di saat aku akan menyelesaikan gambar yang ditugaskan. Berulang kali kupandangi gambarku.

“Apa iya, gambarku bagus?” Aku membatin. Terbersit keinginan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu,dengan hasil yang lebih bagus.

Gambar kukumpulkan. Hal tak terduga kudapatkan. Pujian dari Bu Guru kembali kuterima. Rasa percaya diriku muncul. Dan kuyakinkan diriku, ternyata aku bisa. Tidak hanya sampai di situ, gambar peta yang kubuat selalu diperlihatkan Bu Guru di kelas lain sebagai contoh. Bagai cemeti pelecut semangatku kala itu. Aku lanjutkan mengerjakan tugas menggambar, hingga peta 8 provinsi di Sumatera berhasil kurampungkan pada sebuah buku gambar.

Rasa senang dan bahagia kembali menguasai hatiku. Gambar peta yang kubuat, ternyata masih dijadikan bahan ajar bagi Bu Guru.

“ Uni, gambar Uni bagus,ya?” Kata adik kelasku.

“Gambar yang mana?” jawabku waktu itu.

“Tadi waktu kami belajar peta, Bu Rat memperlihatkan contohnya.”

“Kami lihat, ternyata ada nama Uni di sampul buku yang terlihat sudah buram.” Lanjut adik kelasku.

Ku terharu, terima kasih Bu Guru. Kau berhasil memupus rasa minderku, membuang ketakberdayaanku. Hingga aku percaya, dan ternyata aku bisa.

Teruntuk Guru-guruku,terima kasih atas segala daya dan upaya. Sungguh kasihmu tak terbilang. Dan jasamu tak tergantikan. Setelah jasa kedua orang tua kami. Hormatku padamu Guruku!

Bio Data Penulis

Zelfa Yeni,S.Pd.SD, lahir di Sungayang tanggal 23 Juni 1971. Bertugas di SD Negeri 12 Sumpur Kudus,Kecamatan Sumpur Kudus,Kabupaten Sijunjung. Dapat dihubungi di alamat [email protected] atau WA 085274105367.