
Dalam Rengkuhan Rembulan
Jangan tanya mengapa teramat dalam mataku memandangmu,
karena dalam mata itu ada jawaban untukmu.
Jangan risau mengapa begitu parau aku memanggilmu,
karena indah rengkuhmu t'lah melumat tamat semua kata pada lidahku.
Jangan jengah saksikan bulir-bulir ini tertumpah,
karena bahagiaku ada pada bulir-bulir itu.
*******
Padamu, rembulan,
aku ingin menganyam rinduku.
Biarkan aku tenggelam dalam kemilaunya malam purnamamu,
hingga fajar menyapa dan kita menyadari bahwa hari t'lah berganti.
**********
Padamu, rembulan,
aku mau saksi bisumu,
tentang tilas-tilas basah pada sajadah semalam itu.
Betapa berat mataku oleh berkaratnya rindu.
Aku mau selalu dalam rengkuhanmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih, Bapak. Salam sukses. Salam literasi.
Puisi yang manis dan lembut Bu Zaimatun. Keren. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
Terima kasih, Pak. Salam literasi. Sukses juga untuk Bapak dan keluarga.
Keren diksinya Bu, salam literasi
Terima kasih, Bunda. Salam literasi.
Selalu tampil...waooooo...sukses selalu bunda
Terima kasih, Bunda. Sukses juga untuk Bunda dan keluarga....
Padamu bulan.. aku Miss uuuuu buuuu
Miss U too...