BERDAMAILAH WAHAI HATI! Lanjutan (Part 8)
Mentari pagi menerobos masuk dari lubang fentilasi kamar yang sengaja ditutupi kawat nyamuk. Shanum mengeliat sambil melirik arah jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB Shanum tersentak kaget dan langsung beranjak bangun, ia sudah sangat terlambat entah kenapa ia tidur lagi setelah solat subuh sehingga kejadian pagi ini bisa terjadi. Tak membutuhkan waktu lama Shanum membersihkan dirinya, tanpa sarapan Shanum langsung berangkat menuju kantornya. Didepan pos security tika sudah berdiri sejak tadi menunggu kedatangan Shanum.
“Hey Shanum, since one hour I wait you here. I want to ask you about something important” ucap Tika yang sok-sok menjadi bule nyasar sambil mengikuti langkah Shanum yang tergesa-gesa menuju ruangannya.
“ish,sejak kapan kamu jadi buklek? Mau Tanya apa sih?”
“Its really important for you and for me, emang hubungan kamu sama si bang Amar itu gimana kelanjutannya?”
“hmmm, gak tau, gak jelas,” jawab Shanum santai.
“nah, dari pada gak jelas, mending I kasih kamu yang jelas mau gak?
“Gak ah, I have commitment with someone and will keep it”ujar Shanum dengan nada serius.
“Sama Amar? Amar kan gak pasti, dia nya aja sampai sekarang belum menemuin orang tua kamu setelah setahun lebih berlalu”
“Ya, dia bilang dia masih berusaha menuju kesitu, tapi kan gak semudah yang kita pikirkan. Amar itu laki-laki, dia membutuhkan persiapan untuk menemui orang tua ku lagi” Jelas Shanum pada Tika untuk membela Amar.
“Maaf, aku hanya ingin mengenalkan mu pada seseorang yang mungkin bisa cocok dengan kamu, tapi kalau kamu masih memilih Amar ya gak apa-apa”.
Pembicaraan Shanum dan Tika terhenti ketika karena rekan mereka menyuruh Tika menyelesaikan dokumen yang diperlukan untuk audit.
Disela-sela kerja Shanum yang banyak Shanum mencoba merileks kan dirinya, ia santai senjenak sambil memutar lagi favoritnya yaitu sebuah lagu yang dinyanyikan penyanyi legendaris Glend Fredly sambil sesekali ikut menyanyikannya. Tak terasa karena sibuknya waktu pulang telah tiba.Sebelum pulang kerumah Shanum pergi ke super maket untuk membeli keperluan bulananya. Saat memilih-milih barang Shanum dikejutkan dengan suara memanggil namanya. Shanum menoleh dan medapati Amar sudah berdiri dibelakangnya sambil membawa keranjang belanjaannya. Shanum yang semula sibuk memilih barang belanjaan jadi salah tingkah begitu juga dengan Amar, mereka seperti menjadi orang yang baru kenal yang terlibat kekurangan bahan pembicaraan. Amar memutuskan untuk menyelesaikan belanjanya dan izin pada Shanum untuk lebih dulu kekasir. Shanum sengaja membiarkan Amar berlalu dan setelahnya ia pun mengakhiri belanjanya. Hubungan Shanum dan Amar semakin membingungkan, terkadang mereka menjadi orang yang paling dekat satu sama lain dan terkadang mereka menjadi orang yang bahkan tidak mengenal satu sama lain. Shanum mencoba menyakini dirinya bahwa ini biasa dalam sebuah komitmen.
Hari ini Shanum terlihat pucat dan lemas, ia mendudukan tubuhnya kekursi sambil memegang perutnya. Shanum merasakannya kesakitan yang sangat luar biasanya pasalnya ia tidak menggubris pertanyaan Tika, ia hanya meringis kesakitan dan dari sudut matanya terlihat basah oleh air yang keluar dari pelupuk matanya. Tika panic dan mencoba memberikan bantuan pada Shanum untuk mengantarnya ke rumah sakit namun Shanum menggeleng menandakan ia tidak setuju, ia hanya meminta Tika untuk mengantarkannya pulang. Tika menyetujuinya ia mengatarkan Shanum pulang dan sampai dirumah Shanum, Tika membuatkan makanan untuk Shanum dan menyuruh Shanum beristirahat sebelum ia pamit untuk kembali kekantor. Shanum merasa nyeri perutnya sudah agak enakan ia bangun hendak mandi namun dari luar terdengar suara orang mengetuk pintu, Shanum membuka pintu, berdiri seorang laki-laki setengah baya yang membawa plastik berisi makanan. Ternyata laki-laki itu tukang ojek online yang disuruh Amar mengantar makanan untuk Shanum. Setelah tukang ojek pulang Shanum membuka plastic tersebut dan mendapati sebuah memo dari Amar.
Zaraya
Batam, 09 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar