Zaenal Arifin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENYATUKAN ILMU DAN AMAL

Apa tujuan kalian sekolah? pertanyaan pembuka pembelajaran yang setiap hari saya ajukan kepada siswa. Pertanyaan sederhana, yang mungkin tidak pernah terpikirkan untuk mendapatkan jawaban yang menyentuh hakikat pendidikan. Saya mencoba mendengarkan setiap jawaban dari siswa dengan sungguh-sungguh, supaya bisa mengetahui harapan dan keinginan mereka, sehingga saya bisa menentukan langkah maksimal dalam pemenuhan hak siswa dan memenuhi janji saya sebagai guru. Setelah saya cermati dari setiap jawaban, kemudian saya membuat simpulan sendiri tentang jawaban itu, ternyata tujuan siswa sekolah baru sebatas tujuan kognitif semata, tidak ada satupun jawaban yang menyentuh ranah afektif dan psikomotorik. Umpan balik secara umum saya sampaikan, dengan menyampaikan ungkapan pembenaran yang terjadi dalam realitas sosial. Ungkapan membenarkan realitas itu saya mulai dengan mengajukan pertanyaan lagi kepada siswa sebagai penegas realitas sosial. Berapa tahun kalian sekolah dari SD sampai sekarang? Pertanyaan ini muncul untuk merefleksikan waktu yang sudah dilalui siswa di bangku sekolah dalam pendidikan. Setiap siswa menjawab pertanyaan itu, Kemudian saya lanjut bertanya apakah kita sudah bisa buang sampah ditempat sampah? Sudahkah kita membiasakan antri? Sudahkah kita bisa hidup semakin manusiawi dengan ilmu yang dimiliki? Dimulai dari pertanyaan saya yang cukup membuat siswa berfikir itu, bermaksud untuk memberikan umpan balik terkait tujuan pendidikan. Sekolah merupakan salah satu instrumen pendidikan, disamping instrumen-instrumen lain yang bisa seiring sejalan dalam pemenuhan fungsi, tujuan dan hakikat pendidikan.

Implementasi lahir batin kurikulum 2013 menjadi pelepas dahaga untuk pendidikan yang manusiawi. Kurikulum yang mengakomodir sisi sikap sebagai piranti penting dalam kehidupan, baik sikap spiritual maupun sosial. Sekarang Pendidikan yang mengkerdilkan kedewasaan sikap dan berfikir harus di rubah, dimulai dari merubah paradigma pendidik tentang pendidikan. Meninggalkan pendidikan tradisional (menghafal) merupakan keniscayaan. Paoulo Freire mengatakan bahwa pendidikan merupakan aktivitas penyadaran, penyadaran bukan hanya berhenti pada refleksi tetapi penyadaran harus sampai pada aksi. Pendidikan merupakan aktivitas manusia untuk bisa melakukan, bukan hanya berhenti pada bisa mengerjakan. Aktivitas “melakukan” merupakan rangkaian yang bersandar pada pengetahuan dan kemauan/sikap yang hadir dalam jasmani serta ruhani setiap manusia berakal, karena dari situlah manusia dikatakan sebagai insan yang sempurna dalam hal pengetahuan. Dalam konsep islam ada landasan normatif dari hadits Nabi yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, memberikan arahan kepada setiap manusia untuk selalu berilmu dan beramal. Ilmu dan amal merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain tetapi satu kesatuan yang terus bergandengan.

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

Artinya: Sampaikanlah olehmu sekalian dariku meski hanya satu ayat (al Qur’an)

Dari pemahaman diatas kita semakin optimis tentang pendidikan yang humanis, pendidikan yang jauh dari sifat keangkuhan intelektual, kedunguan dan kebutaan ilmu, karena pada hakikatnya ilmu selalu memberikan kemanfaatan bagi tiap sisi kehidupan, baik privat maupun publik. Pendidikan humanis akan tercipta ketika ruang dialog terbuka, dialog akan menumbuhkan sikap kritis untuk membuka ruang baru yang bernama kedewasaan. Sebagaimana menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran dan pelatihan. Inti dari dialog adalah kata, kata mengandung dua dimensi, dimensi refleksi dan dimensi aksi. Kata tanpa refleksi hanya akan menciptakan aktivisme hampa tanpa arah sedangkan kata tanpa aksi hanya menjadi verbal tanpa makna.

Zaenal Arifin Guru SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Jawa Tengah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Pak sdh mau berbagi ilmu

10 Aug
Balas

Sama-sama bu Umul muarofah... Terima kasih

20 Aug



search

New Post