#GURUSIANA_Tantangan Menulis 90 hari

#harike39

Sore ini di Ciputat Tangerang Selatan, tempat tingalku diguyur hujan. Udara sejuk plus angin sepoi-sepoi membuat aku ingin menikmati sesuatu yang hangat. Akhirnya aku membuat secangkir teh hangat sambil menyalahkan TV.

Ternyata berita-berita di TV diwarnai dengan berita duka. Korban karena COVID-19 masih terus meningkat dan bencana alam banjir bandang di Sukabumi. Perasaan sedih. Semoga diberi ketabahan bagi saudara-saudaraku yang sedang tertimpa bencana.

Aku seruput teh hangatku. Dan aku ingat kejadian tadi pagi. Waktu PTS online di sekolah tempat aku mengajar. Kebetulan aku wali kelas, jadi aku harus mengontrol kesiapan murid-murid dikelasku untuk mengikuti PTS. Ternyata ada salah satu dari siswaku yang belum mengisi draf daftar hadir yang aku bagikan. Ketika aku hubungi orang tuanya, ternyata HP sedang dibawa ayahnya. Dia hanya mwmiliki satu HP yang digunakan tiga orang anak. Saya memberi solusi agar siswa saya tersebut mengikuti ujian susulan saja. Tapi bapak tersebut bilang akan tiba di rumahnya dalam waktu 10 menit setelah beliau mengambil soal ujian di SD tempat anak yang ke tiga bersekolah. Alhamdulillah bapak tersebut berhasil tiba di rumahnyadalam waktu 10 menit sehingga siswa saya dapat mengikuti PTS.

Dari kejadian tadi, aku bersyukur kepada Allah tentang kondisi aku saat ini. Selama uni mungkin aku sering mengeluh. Tapi di luar sana masih banyak orang yang lebih susah dari saya. Yaa Allah maafkan hamba Mu ini, yang telah khufur nikmat yang Engkau berikan.