“Make A Good Choice in Your Life”
Mungkin diantara kita pernah mengalami fase dimana kita bertanya-tanya pada diri mengenai hal seperti ini:
Apa sih tujuan hidup?
Kemana harus melangkah?
Dan Untuk apa hidup?
Jika pernah bertanya-tanya tentang hal itu, menurut penulis itu adalah fase yang baik untuk kita. Artinya kita sudah mulai peduli terhadap diri kita. Kenapa penulis bilang seperti itu, karena kita mulai mau memikirkan tentang diri kita. Masih ingat dengan istilah Kepo is Care. Berawal dari rasa ingin tahu sesuatu. Kita sering Kepo tentang seseorang, pasti akan bertanya apa, kenapa dan bagaimana. Begitupun untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan, pasti apapun akan diperjuangkan. Nah, berawal dari itu sifat kepedulian biasanya muncul.
Jika hal-hal seperti diatas sudah sering menghampiri benak kita, maka jangan diabaikan. Tuntaskan menjadi jawaban dan keputusan hidup. Kadang kita sering terjebak dalam menentukan tujuan hidup dan arah langkah hidup kita. Terjebak yang bagaimana? Ya terjebak dalam hal terlalu lama memikirkan pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan hidup. Sehingga menjadi beban dan lupa untuk menjalani kehidupan sesungguhnya.
Sebenarnya sah-sah saja bertanya tentang tujuan hidup, kemana arah hidup, dan untuk apa hidup. Tapi ingat kita punya realita hidup yang harus dijalankan saat ini. Ingat tujuan hidup adalah 100% keputusan kita. Oleh sebab itu, lakukan saja dulu apa yang kita senangi dan mudah untuk dijalankannya. Persoalan yang kita lakukan baik atau tidak itu hanya perspektif orang dan sifatnya relatif.
Penulis ambil contoh seorang publik figur penulis sekaligus musisi indie yaitu Fiersa Besari. Awalnya dia gundah dengan pencarian jati diri dan tujuan hidupnya. Sehingga ala remaja galau dia memutuskan untuk berkelana yang amat jauh dan mendaki gunung disetiap daerah di Indonesia. Hal tersebut memang menjadi hobi dan kesukaannya pada masa itu. Ternyata dari perjalanan jauh dan hobinya tersebut, akhirnya dia menyadari jati diri dan tujuan hidupnya yang sebenarnya sudah ada dan tidak jauh dari dirinya. Dia menemukan tujuan hidupnya dari sesuatu yang dia lakukan berulang-ulang dan dia menyenangi hal tersebut. Dalam hal ini mungkin kita bisa sebut minat atau passion. Ya dia senang dengan membagikan cerita dan kegundahan melalui tulisan-tulisan, musik dan mendaki gunung. Sehingga dari hal itu dia menemukan siapa dirinya sesungguhnya dan karir dia saat ini.
Begitupun yang pernah dialami seorang komika (julukan seorang stand up comedy) terkenal. Pasti kita tidak asing dengan nama Raditya Dika. Dia menjadi salah satu komika yang sukses bahkan bisa berkiprah menjadi penulis buku, aktor bahkan sutradara film. Jika kita lihat background dia sebenarnya, dia merupakan salah satu lulusan ilmu politik dari kampus negeri ternama. Seharusnya mungkin dia berkiprah menjadi seorang politisi atau pengamat politik. Akan tetapi, dia punya pilihan lain. Ada satu pertanyaan yang aneh. Kenapa background keilmuwan dan profesinya saat ini tidak nyambung. Artinya pilihan hidup seseorang siapa yang tahu kelak. Mereka memilih tujuan hidupnya bisa karena faktor lingkungan, karena mungkin nyaman dengan apa yang dilakukan, bahkan termotivasi dengan sosok seseorang. Pilihan yang mereka lakukan sebenarnya tidak bisa kita judge bahkan disalahkan. Toh mereka bisa menjadi trend center dikalangan remaja. Buat apa kita melakukan sesuatu akan tetapi kita tidak nyaman dan terbebani.
Dari dua pengalaman publik figur diatas tersirat pesan. Jika ingin memulai langkah hidup yang lebih terarah, maka belajar memulai menghargai diri sendiri. Bagaiamana cara menghargai diri sendiri? Ya disetiap diri kita memiliki potensi masing-masing. Maka cobalah beri ruang potensi yang kita miliki untuk dioptimalkan. Selanjutnya ambil setiap kesempatan yang diberikan kepada kita dimana pun dan kapan pun. Kadang kita sering mengabaikan potensi dan selalu berkata takut atau pun malu. Disitulah namanya kurang menghargai diri sendiri. Akhirnya kita lebih memilih sesuatu hal yang sedang trend. Padahal tidak sesuai dengan apa yang kita bisa.
Lalu bagaimana bagi yang belum mengetahui potensi diri masing-masing? Kita perlu banyak belajar dan bersabar. Belajar dari berbagai sumber dan dimanapun. Meminta kritik dan saran dari orang terdekat kalian. Misalkan kita merasa memiliki suara yang bagus untuk bernyanyi, maka selanjutnya bernyanyilah terus dihadapan teman-teman atau orang lain. Jika menurut orang lain bagus, maka kita harus terus mengembangkan dan tidak merasa puas. Jika suara kita saat bernyanyi tidak bagus, maka pilihannya bisa belajar lagi dan coba cari hal lain yang memang sangat berpotensi buat kita.
Setelah benar-benar kita meyakinkan suatu bidang atau sesuatu hal jadi pilihan hidup, maka tahap selanjutnya adalah tetapkan dan yakinkan pilihan tersebut. Teruslah melakukan secara berulang-ulang, optimalkan dan jangan putus asa. Mudah-mudahan hal tersebut bisa memberikan manfaat serta membawa perubahan bagi diri sendiri maupun orang lain. Seperti sebuah perkataan bijak “Hidup yang berharga adalah hidup yang menghidupkan orang lain”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar