yusna affandi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Virus Bu Rini
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images

Virus Bu Rini

Setelah sekian tahun baru kali ini saya merasakan ada semangat yang luar biasa untuk menulis. Sekitar tahun 2008 saya sudah mengikuti tulisan bapak Imam Suprayogo, yang waktu itu masih menjabat Rektor UIN Maliki Malang. Beliau menulis setiap hari sehabis subuh. Menulis apapun yang dialaminya dengan dibumbui dengan hikmah yang terkandung didalamnya. Yang saya pikirkan dan bayangkan bagaimana beliau menulis setelah shalat subuh dan kemudian berangkat kerja. Berapa menit yang beliau butuhkan untuk menulis artikel yang diposting di Facebook kala itu. Namun kala itu saya hanya sekedar membaca tulisan beliau dan belum beranjak untuk menulis.

Selanjutnya, saya juga mengikuti tulisan AS Laksana. Seorang cerpenis dan esais yang biasanya menulis sebuah esai di Ruang Putih di Jawa Pos yang terbit setiap hari minggu. Kadang juga menulis cerita pendek yang letaknya satu halaman setelah halaman Ruang Putih. Esainya sangat mengalir. Membahas banyak hal, termasuk hal yang saya pikir sangat sensitif, masalah politik. Namun ada satu esai yang benar-benar saya minati dan resapi, yang judulnya “ASA MINIMUM PENDIDIKAN”. Esai ini sangat pas sekiranya dengan kondisi pendidikan saat ini, walaupun esai itu diterbitkan tahun 2014 silam. Isinya mantab, mengubah pikiran, dan kerennya meliberalisasi mindset. Dan lagi saya hanya penikmat saja, hanya membaca, belum menulis sedikitpun

Tahun 2013, saya mulai kuliah pasca sarjana di UNESA. Disinilah saya bertemu dan mencium tangan takzim kepada guru besar disini yang terkenal dengan novelnya OLENKA. Ya, beliau Prof. Budi Darma. Usia sudah menapaki usia senja, hampir 90 tahun. Namun bila ada perkuliahan pagi, jam 07.00, beliau hadir lebih awal dan masih semangat. Selama 3 semester beliau mengajar full sastra, Introduction to Literature, Literary Criticism, dan Comparative Literature. Karena keterpaksaan dan tugas, mulailah saya menulis. Terutama dengan perkuliahan beliau.

Dari sinilah ingatan tentang hal-hal dan gaya tulisan dari dua penulis yang saya sebutkan tadi muncul. Saya ingat bagaimana pak Yogo (Bapak Imam Suprayogo) menyampaikan cerita beliau bertemu mantan mahasiswanya di jurusan PAI, yang nota bene bisa dikatakan ahli dibidang agama, namun sukses menjadi pedagang sapi. Saya ingat betul yang ingin beliau sampaikan adalah ukuran sukses bukan dari jurusan yang di pilih, namun kesungguhan dalam melakukan pekerjaan. Saya juga ingat bagaimana AS Laksana memberikan apa harapan dia dari pendidikan Indonesia, dia hanya ingin anaknya mendapatkan perhatian penuh dalam bidang bahasa. Sehingga kelak nantinya anaknya tersebut dapat menfaatkan kemampuan berbahasanya untuk kehidupannya.

Saya coba terapkan gaya mereka dalam tulisan saya. Saya mengikuti mereka, dan saya semakin intens membaca tulisan tulisan mereka di website. Dan dengan harapan suatu saat bisa bertemu dengan beliau beliau langsung walau hanya untuk sekedar salim takzim. Saya rasa sudah sangat cukup hal itu untuk sekedar menyerap semangat dan ngalap berkah. Supaya ada virus nular ke badan saya, virus menulis.

Tahun awal kembali setelah selesai kuliah pasca merupakan tahun berat namun masih semangat. Beratnya karena sudah dianggap setingkat lebih tinggi pendidikannya maka anggapannya lebih jago ini dan itu. Akhirnya pekerjaan yang ngurus ini-itu menghampiri saya juga. Celakanya aktifitas menulis yang biasa saya lakukan terkesampingkan. Mau nulis dikit sudah kena pekerjaan lain.

Memang kalau kita memiliki suatu kebiasaan dan itu terputus sesaat dengan pekerjaan lain, memulai lagi pun akan sangat susah, seperti coitus interuptus. Tidak enak sama sekali. Tugas kita selanjutnya memompa semangat, mengumpulkan tenaga, dan menata lagi supaya sesibuk apapun kita bisa melakukan kebiasaan kita. Seperti candu.

Saya bersyukur berada di madrasah yang mayoritas guru-gurunya kaum hawa. Kaum unik yang diciptakan Tuhan untuk melengkapi manusia. Mereka tentunya memiliki kemampuan diatas rata-rata. Waktu sehabis pulang dari tempat mengajar, pastinya dicurahkan sepenuhnya untuk keluarga. Suasana rumah tergantung suasana hatinya. Hatinya gak karuan maka kelar hidup loe, kira – kira begitu. Oleh karena itu, ketika ada seorang bu guru yang dengan semangat memberikan motivasi dan virus kepada teman-temannya untuk berbuat baik, maka ibu tersebut perlu diberikan penghargaan tinggi.

Kebetulan “virus” di madrasah tempat saya mengajar adalah “virus” menulis. Didukung dengan kemudahan berkomunikasi era saat ini, tentunya tidak sulit mendapatkan informasi dan menyebarkan virus tersebut. Saya pun termasuk “korbannya”. Kebiasaan lama saya hadir oleh virus itu. Virus itu dari bu Rini, penggiat literasi dan IGI di Kota Batu. Beliau setiap saat memberikan “tausyiah” kepada teman-temannya. Menunjukkan karya sehingga yang lain ikutan tersentil, dan saya secara khususon tersentil juga. Kalau seorang ibu dengan rutinitas di tempat kerja dan di keluarga seperti itu bisa menulis, maka saya pun seharusnya bisa. Kalau tidak sedang menulis, maka mari membaca. Kalau tidak sedang membaca, maka mari mendongeng. Mendongeng berarti juga memperkuat ingatan kita akan suatu bahasan yang kita tulis. Seperti itulah moto nya AS Laksana.

Dan memang sebutan “virus” itu sangat baik. Karena sifat “virus” tidak bisa hilang sama sekali. Sekali-kali mungkin hilang namun balik lagi saat ada pemicunya. Seperti kita sedang terkena flu, bisa dipastikan ketika kecilnya kena flu, maka sampai tua pun akan kena juga. Kalau selama hidup tidak kena flu, maka selama hidupnya pun tak akan pernah kena flu. Saat ini pun saya terkena virus flu tapi saya lebih mengharapkan kena “virus” lain. Terimakasih “virus”nya bu Rin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow, luar biasa. Tulisannya mantab, mengalir lancar dan renyah dibaca. Kami tunggu tulisan2 berikutnya

13 Apr
Balas

maturnuwun pak, insyaAllah, tulisan bapak juga bagus menginspirasi

13 Apr

Virus bu Rini Waraswati memang menjalar kuat di MAN Batu. Tapi jangan sampai keliru Virus bu Rini Wabahwati lhooo yaaaa.

13 Apr
Balas



search

New Post