Nasi Bungkus

# Tagur (293) 

Sore itu aku ke rumah ibu hendak menemani beliau yang sedang sendirian. Adik yang menemani ibu setiap hari di rumahnya akan pergi ke acara bukber di rumah saudaranya. Anak dari adik juga ada acara 'bukber' bersama teman-temannya. Aku baru tau setelah di rumah ibu tentang hal itu. 

Dari rumah aku tidak membawa  apa-apa. Jadi buka puasa bagaimana?. Untung di sebelah rumah ibu ada toko nasi. Toko itu selalu ramai pelanggannya. Menjual nasi bungkus dan segala lauk-pauk rumahan. Rasanya sudah tidak diragukan lagi, karena yang memasak adalah seorang ahli masak 'prasmanan.' Harganya pun terjangkau dan bersahabat. Sehingga tak heran toko itu selalu didatangi pengunjung. Nah, membeli nasi bungkuslah aku di situ dengan lauknya ayam panggang beserta sayur, kuah, dan ada sambal. 

Sepuluh menit lagi waktu berbuka. Eh...tetiba keponakanku yang yatim tiba. Dia tidak jadi 'bukber' bersama temannya. Alhamdulillah...ucapku. Ada yang menemani ibu. Aku pun bergegas pulang untuk menyiapkan keluargaku berbuka puasa. Nasi bungkus tadi kuberikan saja kepada ponakanku itu. Setelah tak lama berbuka puasa di rumah ada seorang teman mengantarkan paket lebaran dan amplop berisi lumayan jumlahnya. Aku jadi berpikir "Inikah hikmahnya menyantuni anak yatim." Jangan sia-siakan anak yatim. Sesungguhnya Allah sangat dekat pada mereka. Allah Maha Pengasih dan Penyayang. 

Jambi, 12 Mei 2021.