YUSMAINI

Saya sekarang bertugas di SDN 13/IV Tanjung Pinang Jambi Timur Kota Jambi, Propinsi Jambi. Seorang putri daerah asli Jambi. Sudah mengabdi pada pada dunia pendi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mencari Nyawa

 

Mencari Nyawa 

# Tagur (255) 

 

 

Rumah megah bercat putih itu kini tampak sunyi. Sang Ayah telah lama meninggalkan keluarganya menghadap Sang Illahi Robbi. Tinggallah si bungsu dan Ibunya di rumah itu. Anak-anak yang lain sudah memiliki rumah masing-masing. 

 

Akhir-akhir ini si Ibu sudah mulai sakit-sakitan. Maag, asam urat, jantung telah menghinggapinya. Silih berganti penyakit itu terkadang kambuh. Sebulan sekali si Ibu pasti kambuh penyakitnya. Terkadang beli obat saja atau ke praktek dokter. Semenjak ditinggal sang suaminya, Bu Maryani kelihatan patah semangat. Beliau merupakan pasangan yang harmonis yang selalu berdua ke mana dan di mana berada. Banyak yang terkagum dengan keharmonisan mereka. 

 

Minggu malam itu anak-anak Bu Maryani tak sanggup lagi melihat rintihan dan rasa sakit yang ditanggung Ibu mereka. Si sulung segera mengambil keputusan. 

"Sudah, kita bawa saja Ibu ke rumah sakit." tegasnya kepada beberapa adiknya yang tengah di dekat sangat ibu. 

 

"Ya, Mbak." jawab si bungsu. 

"Andi, siapkan mobil!" perintah Maya sebagai anak tertua. 

Keempat kakak beradik itu lalu mengusung Ibu mereka ke Rumah Sakit Umum yang berada tak jauh dari kediaman. 

 

Kira-kira lima belas menit, tibalah mereka di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Para perawat dengan cekatan menyambut pasiennya. Mereka lalu memeriksa dengan teliti dan langsung mengambil tindakan yang dipimpin oleh seorang dokter jaga. Kemudian dokter memanggil salah seorang anggota keluarga Bu Maryani.

 

Maya segera mendekat. 

"Sebaiknya Ibu anda dirawat inap malam ini." jelas dokter yang cantik itu dengan ramah kepada Maya. 

"Baiklah, dokter." jawab Maya. 

Setelah memberi tahu tentang keadaan penyakit ibu Maya, dan menyugesti yang sakit, dokter pun meninggalkan ruangan itu dengan ramahnya. 

 

***

 

Di ruang Asoka nomor 5 kelas 2  Bu Maryani tertidur dengan tangan bersambung cairan infus berwarna merah. Maya sebagai anak tertua masih merebahkan kepalanya di kursi sebelah ibunya. Tak lama kemudian Maya pun menggeliat sambil netranya ke arah jam dinding di ruangan itu. Menunjukkan pukul lima pagi. Sayup-sayup orang mengaji masih terdengar dari mesjid tak jauh dari Rumah Sakit. 

 

Dilihatnya sang Ibu dalam-dalam. Wajah tua putih bersih dan gemuk itu masih membiaskan kecantikan di masa mudanya. "Hm..., Ibu." Maya mendesah. 

Baru malam itu ibunya dapat tertidur dengan nyenyak. Maya segera menuju toilet untuk membersihkan diri serta menjalankan salat subuh. 

 

Dalam salatnya, khusuk Maya bermunajat pada Tuhannya untuk kesembuhan ibunda tercinta. Berat badan ibunya kini sudah sangat 'over'. Untuk berjalan tegak saja harus terombang-ambing bak ombak lautan di Samudera lepas. 

 

Selepas melipat mukenanya, terdengar ketukan pintu dari seorang suara suster perawat. Ia pun langsung masuk ke ruangan itu untuk mengontrol keadaan para pasien. 

"Di tensi dulu, ya, Mbak, ibunya." suster memberi tahu Maya. 

"Ya, silahkan, suster." jawab Maya. 

Bu Maryani pun dijagakan dari tidurnya dengan lembut oleh perawat pagi itu. 

"Bagus, tensinya." jelas perawat.

"Oh, syukurlah, Terima kasih suster." jawab Maya.

"Sama-sama. Mungkin kalau kondisi ibu stabil bisa pulang cepat." jawab suster. Kemudian suster melanjutkan memeriksa pasien lain di ruangan itu juga. 

Benar saja dua hari setelah itu Bu Maryani sudah ke luar dari Rumah Sakit dengan kondisi sudah semakin membaik. 

 

 

 

Jambi, 4 April 2021.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

04 Apr
Balas

Terima kasih, Bund. Salam santun telah sudi berkunjung.

04 Apr

Cerpen yang menarik bunda. Sukses slalu

04 Apr
Balas

Terima kasih, Bu. Salam santun selalu.

04 Apr



search

New Post