Kantin yang Terbengkalai

# Tagur (188) 

Semasa sekolah tatap muka penuh para murid berkumpul bersama. Belajar bersama, tertawa bersama, saling bercanda terkadang juga ada tangis bersama. Dalam suka dan duka. Bahkan ke kantin pun terkadang jumpa bersama. Ya, sekolah adalah rumah kedua kita. Murid dan guru bagai anak dan orangtua. Kini sekolah sepi tak ada para murid karena masih pembelajaran daring. Entah kapan ini akan berakhir, hanya Tuhanlah Yang Kuasa. 

Kantin sekolah kami cukup digemari para murid dan guru. Selain menerapkan pola kantin sehat, juga menyediakan berbagai menu makanan dan jajanan yang terjangkau oleh semua warga sekolah harganya. Pelayanan dari para pedagang kantin juga cukup ramah dan penuh rasa kekeluargaan. 

Mereka sebagian besar merupakan warga sekitar sekolah dan mayoritas sebagai wali murid kami. Kini tak ada lagi hiruk pikuk kantin. Kasihan penjual di kantin akibat Pandemi ini. Beberapa hari lalu  kulihat barang-barang penjual itu masih tertinggal di kantin. Semua jadi tak terurus, terbengkalai. Seakan tak berguna lagi itu semua. Tampak terasa kesedihan pemiliknya. Miris, dampak Corona sangat melumpuhkan segalanya. 

Kini ke mana mereka harus menggantungkan hidupnya. Selama ini, sekolah tempat mereka menumpuhkan kehidupan. Sekolahku Rumahku, harapanku. Semoga badai ini cepat berlalu sehingga semua dapat tersenyum ceria kembali dalam tatanan normal semula. 

Jambi, 27 Januari 2021.