Ikan Lambak # Tagur (327)

Keadaan cuaca di daerahku saat ini kadang tak menentu. Seperti tak bermusim lagi. Tak dapat jadi patokan lagi kapan musim hujan dan kemarau. Ataukah karena bumi sudah tua sehingga musim tak dapat lagi jadi penentu kehidupan. Namun satu hal yang masih bisa diyakini masyarakat kami yaitu keadaan air Sungai Batanghari.

Jumlah intensitas panas dan hujan sangat mempengaruhi debit air Sungai Batanghari. Sungai ini merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Jambi. Dalam beberapa pekan terakhir cuaca terasa sangat panas. Suhu di tempatku bisa mencapai tertinggi kisaran 32/33 derajat Celcius. Hampir mendekati suhu tertinggi di Indonesia yaitu sekitar 35 derajat Celcius. Dengan keadaan seperti itu mengakibatkan surut kuat air Sungai Batanghari.

Salah satu ciri khas bila menyurut air Sungai Batanghari yaitu munculnya ikan asli sungai ini ke permukaan. Tidak dijumpai di daerah lain. Ikan lambak namanya. Juga ada ikan seluang. Jenis ikan air tawar yang bentuknya tidak terlalu besar. Hanya kurang lebih sepanjang jari orang dewasa. Rasanya sangat manis  bila sudah dimasak. Masyarakat sangat senang bila sudah musim ikan ini, karena tidak dijumpai setiap hari. Jenis ikan ini hanya dapat berkembangbiak di sungai. Tidak dapat dikembangbiakkan di kolam, empang, atau keramba.

Dalam pekan belakangan ini sudah terlihat banyak ikan lambak dijual di beberapa pasar rakyat. Harga per-kilogram cukup terjangkau oleh daya beli masyarakat. Berkisar antara Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,-. Ikan musiman ini selain untuk makanan lauk pauk, juga dapat dibuat menjadi kerupuk ikan khas Jambi. Selain itu dapat juga dibuat makanan kudapan yang lain. Sungguh menjadi momen menguntungkan bagi masyarakat, baik oleh nelayan, pedagang ikan, dan juga konsumen.

Jambi, 15 Juni 2021.