KEMBEN SIMBOL KECANTIKAN WANITA INDONESIA
KEMBEN SIMBOL KECANTIKAN WANITA INDONESIA
Tantangan Hari ke-19#TantanganGurusiana
Selembar kain atau secarik kain yang berfungsi untuk menutupi bagian dada hingga bagian pusar, dengan cara pemakaian dililitkan pada bagian dada atas melingkar ke bawah disebut kemben. Masyarakat Jawa Kuno masih bertelanjang dada, khususnya para wanita. Bukan berarti nilai kesopanan tidak tertanan pada masa itu, tetapi memang adat dan tradisi serta kebutuhan kain atau baju dirasa masih sangat mahal bagi masyarakat biasa. Mengenakan kain penutup atau sejenis kebaya adalah sesuatu yang mewah, hanya kalangan kerajaan dan keluarga keratio saja yang mampu membeli bahan kain ersebut.
Sebelum mengenal kebaya, dipercaya bahwa kemben adalah pakaian yang paling lazim dikenakan wanita pada periode Jawa kuno dan Jawa klasik. Kemben umumnya dipakai pada era Majapahit, sampai dengan era Kesultanan Mataram. Sebuah filosofi tata berpakaian dalam masyarakat Jawa kuno, bisa dibilang menandakan strata kelas sosial bagi para wanita bangsawan kerajaan pada masa itu. Selain kemben merupakan pakaian yang sangat lazim di masa itu, kemben juga dipercaya bisa membentuk bagian tubuh wanita, khususnya bagian dada hingga pinggul, menjadi lebih indah.
Karena secara faktanya, jika mengenakan kemben dengan cara melilitkan dan menarik dengan kencang kain kemben tersebut, maka dada dan perut terasa sesak, ampek atau susah untuk bernapas. Apalagi untuk memakan makanan yang banyak. Semakin menambah tidak bisa bernapas. Sehingga membuat yang memakai kemben menjadi smeakin berhati-hati saat makan, dan porsi makanan yang dikonsumsipun tidak sebanyak jika tidak memakai kemben. Berbeda halnya ketiak mengenakan kain daster, atau baju gamis yang longgar. Maka tidak ada tekanan atau suasana sempit yang dirasa pada bagian dada dan perut.sehingga mendorong orang yang mengenakan pakaian longgar atau sejenis daster menjadi banyak makan. Pertumbuhan badan menjadi tidak terkontrol.
Semua wanita Jawa Kuno tampak mengenakan kemben dengan berbalut kain jarik sebagai pakain yang menutupi bagian bawahnya. Hal ini bisa dilihat dari gambaran dalam relief Karmawibhangga di kaki Candi Borobudur. Seperti di pusat-pusat kerajaan, pada masa itu tergambarkan bahwa, perempuan Nusantara yang mengenakan kemben dan berbaju nampak lebih sering ditemukan. Kakawin Sumanasāntaka, karya dari Mpu Monaguna, pujangga dari Kadiri pada abad ke-13 M, menggambarkan bagaimana pakaian orang-orang pada masa lalu. Selain dari karya sastra, informasi itu juga muncul dalam relief candi dan prasasti.
Diceritakan dalam sepenggal cerita, bahwa Putri Indumati, ina dan uwa-nya, bersolek mengenakan baju merah. Keduanya belum terlalu tua. Rambut mereka bergelombang, diselingi warna kelabu.
Lalu para dayang belia datang bagaikan dewi, mengenakan kemben kain wulang emas. Selendang emas murni yang mereka sampirkan pada bahu tampak berkilauan seperti sayap untuk terbang. Mereka masih keturunan bangsawan sahabat raja. Mereka tengah menghadiri sayembara memperebutkan Putri Indumati. Menurut sejarawan dan sastrawan Jawa Kuno, Petrus Josephus Zoetmulder menyebutkan, kain wulang merupakan perangkat busana perempuan pada saat seremonial penting. Bentuknya, berupa secarik kain dengan panjang sekitar lima belas kaki yang dililitkan pada batang tubuh. Kain Wulang menutupi tubuh dari pinggang sampai batas atas payudara.
Kain Wulang yang dimaksud adalah kain kemben, yang beranega ragam bentuk corak dan warnanya. Fungsi lain dari kemben sebagai pengikat jarik (kain panjang) agar tidak melorot (berfungsi seperti stagen), atau berfungsi seperti ikat pinggang. Ukuran kemben adalah lebar 50 cm panjang 250 cm. Berdasarkan corak hiasannya, kemben mempunyai 3 sebutan atau nama, yaitu sindangan, blumbangan, dan byur.berikut penjelasannya antara lain; 1) Sindangan adalah kemben dengan corak motif hias berpola wajik di tengahnya, 2) Blumbangan adalah kemben dengan bentuk hiasan tengahan empat persegi, 3) Byur adalah kemben dengan corak hiasan menyeluruh di badan kain.
Adanya pembuatan kain kemben ini dari hasil tenun yang dibuat dari benang katun. Benang katun yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain katun yang dijadikan kemben. Pada jaman dahulu masyarakat Jawa Kuno dalam menggunakan bahan-bahan asli pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan-bahan tenun. Bahan baku untuk menenun kemben itu antara lain: Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang, pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang, akar serai wangi untuk pengawet benan, daun sirih untuk membuat warna kulit tidak luntur, pewarna alami lainnya untuk membuat warna pada kemben.
Kemben masih sering digunakan dalam pakaian atau kostum untuk menari. Khususnya tarian klasik, dan kresi tradisi. Pemakaian kemben pada masa sekarang, lebih di utamakan untuk pakaian dalam atau sebagai untuk membuat penampilan dan baju menjadi lebih rapi. Selain itu kemben juga bisa untuk membentuk tubuh para wanita supaya tetap langsing dan indah. Sebagaian wanita ingin tampil cantik dengan bentuk tubuh yang langsing dan ideal, tetapi tidak ingin dengan cara yang ribet, menginginkan cara-cara yang instan. Seperti mengkonsumsi obat pelangsing dan sebagainya. Hal ini justru akan berpengaruh pada kesehatan badan. Lebih amannya dengan cara mengenakan kain kemben atau stagen, dengan berolah raga yang cukup.
Bisa dibayangkan, betapa rempongnya mengenakan stagen atau kemben? Sebagai pakaian penunjang atau style, biasanya para wanita mengenakan kemben kemudian di padukan dengan rompi atau sejenis bolero. Orang biasanya menyebit dengan baju luar, sehingga kain kemben terlihat dari depan rapi di bagian dada. Sedangkan baju luar dipakai dengan cara tidak mengancingkan bagian dada atau dibiarkan terbuka. Sehingga kemben yang dikenakan akan terlihat. Apalagi dengan warna atau corak yang berbeda dengan baju luarnya, maka akan terkesan lehih elegan.
Jatisari, Mijen, Semarang
Rabu, 12 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya, keren. Jadi ingat waktu muda. Njoget gambyong kembenan. Keren pokoknya.
jam PY tinggi-tinginya saat itu, mirip2 Syahrini jm terbang tinggi. Alkhamdulillah setidaknya tulisan ini mengingatkan masa2 kejayaan diatas panggung eaa3x...