Cinta Aini
Tantangan hari ke- 38
# Tantangan Gurusiana
Cinta Aini
Sore yang indah, terlihat lelah peejalanan cukup jauh dari rumah ke sekolah, harus beberapa kali naik angkutan umum, Aini baru saja pulang mengajar , saat ini Aini bertugas di sebuah sekolah dasar milik salah satu yayasan. Di yayasan Aini dipercaya memegang kelas VI, aini dipercaya oleh yayasan untuk memegang kelas tinggi. Di usia hampir 30 tahun Aini sudah mempunyai seorang kekasih yang sedang menjalan kan tugasnya di sebuah kota kecil di Kalimantan. Namun kekasihnya sudah berjanji akan segera datang karena sudah hampir selesai kontrak kerja nya dengan salah satu perusahaan asing di Kalimantan. Di usia 30 tahun ini, karena nya orang tua Aini segera meminta Aini untuk segera menikah.
Aini baru saja menutup telepon dari kekasihnya , tiba-tiba ayah Aini memanggil nya untuk menemui ayahnya di taman belakang rumah,
“Nak, sudah hampir satu tahun kamu berpacaran dengan Wahyu, gimana sebenarnya hubungan kalian”, sampai saat ini belum juga keluarga wahyu datang untuk silaturahmi ke rumah kita
“Ya, ayah sebentar lagi wahyu akan datang ke Jakarta dan bertemu ayah, namun waktunya masih menunggu kepindahan wahyu ke Jakarta. Setelah wahyu pindah dia akan segera bertemu dengan ayah, jawabku”
“ baik lah, ayah menunggu kabar baik itu” kata ayah
Ayah meninggalkan halaman belakang dan kembali melanjutkan aktivitasnya . aku hanya terdiam membisu, karena aku tau mas wahyu belum juga melamar ku karena terhalang oleh ekonomi, selama ini uang gaji nya selalu habis hanya untuk membiayai keluarganya, menyekolahkan adik-adik nya, belum banyak nya permintaan dari ibu nya, sampai-sampai mas wahyu tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin mas wahyu akan menikahi ku sementara uang tabungan saja ia tak punya, berpikir keras sambil mendengar kan kicau an burung dihalaman belakang rumah.
***
Satu minggu berlalu tiba kepulangan mas wahyu dari luar daerah, aku diminta nya untuk menjemput di Bandara, rasa rindu akan sosok nya sudah terbayang dari sebulan sebelum kabar kepulangannya. Tiba-tiba terdengar dari belakang badan ku,
“ sayang, “ sambil menunggu aku memutarkan badanku
“ mas wahyu” aku bahagia melihatnya, setelah hampir satu tahun tak jumpa dengannya.
Kami bergegas meninggal kan bandara dan kembali ke rumah mas wahyu.
Kebetulan tempat tinggal kami tak terlalu jauh, kami satu Kelurahan... Di jalan aku sampai kan ke pada mas wahyu bahwa ayah ku ingin segera bertemu dengan mas wahyu, walau pun letak rumah kami tak terlalu jauh namun belum ada secara resmi mas wahyu dan keluarga nya datang untuk bersilaturahmi ke rumah ku. Mas wahyu selalu diam seribu bahasa jika aku sampaikan pesan orangtua ku,
“ mas,kenapa kamu diam saja, seharusnya kamu bahagia mas karena ada rambu hijau dari ayah ku agar kamu segera melamar ku”
“ sayang, kamu kan tau gimana kondisi ekonomi ku, untuk saat ini aku belum bisa untuk menikahi mu,” jelas nya
“aku hanya diam sambil melihati wajahnya”mas, jika uang yang menjadi alasan mu untuk sulit melamar ku, aku punya uang mas untuk membiayai pernikahan kita, aku hanya tak ingin pisah dengan mu, mas. Aku sangat mencintai mu,aku hanya ingin kamu setia, bertanggung jawab menjadi imam yang baik untuk ku, itu saja yang aku harap kan darimu mas,” aku terus berusaha meyakinkan nya .
Mas wahyu laki-laki yang sangat bertanggung jawab dengan keluarganya, dan dia adalah anak pertama dari lima bersaudara, dan ia merupakan tulang punggung keluarga. Semua kehidupan keluarga ia yang harus menanggungnya. Adiknya masih memerlukan biaya untuk sekolah. Ayah mas wahyu sudah meninggal 2 tahun lalu, jadi semua kehidupan keluarganya ia yang harus menanggungnya. Aku sangat mengerti akan kondisi keuangan keluarganya, karena nya aku menawarkan pada nya bahwa untuk biaya pernikahan tak harus semua ditanggung oleh mas wahyu.
Saat ini aku hanya ingin menikah bukan dengan laki-laki yang kaya raya, kekayaan hanya titipan dan bonus dalam kehidupan setiap insan. Aku hanya melihat kelebihan mas wahyu ada pada tanggung jawab sebagai laki-laki, dan menurutku ia kelak akan menjadi imam yang baik untuk ku.
Tanjungpandan, 20 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut ibu, sdh bs menulis cerita, mantap
Makasiiii ibu sayang, iya bu sambil menyepi mncoba nulis crita
Woooooow kereeen...lanjuut
Makasiii bu say