Jejak Rasa
#Tantangan menulis hari ke 126 th ke 2
Kadang kenyataan terlalu terjal tuk ditangisi
Namun raga memaksa terus berdiri
Atau pasrah tertiup angin yg berubah arah
Meraungpun tiada ubah keadaan
Saatnya pelankan sedu dalam doa
Meski aliran bening tiada tercegah tuk mengalir
****
Kadang kenyataan bagai syair tanpa irama
Yang melihat bisa senandungkan sesuai maunya
Bahkan mengimprofisasi tanpa menenggang rasa
Glamor melebihi aslinya
Menampar mental yang masih merangkak
Inilah pernik dunia
****
Bagai mana dengan pandangan rasa?
Yang dibawah selalu dianggap akar permasalahan
Karena ditatap dengan keegoisan
Sesungguhnya akar adalah sumber kehidupan
Meski ada di bawah
Jika dipandang dengan ketulusan
# Salam Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indah sekali puisinya, Bun. Barakallah. Sukses selalu untuk Bunda Yulma.