Terima kasih, Syifa

Syifa Amalia adalah peserta SASISABU DKI1 yang kami selenggarakan di SMPN 177 September 2019. Syifa didaftarkan gurunya dulu ketika menjadi siswa di SMPN 226. Bu Erni Wulan adalah guru Syifa yang dari awal memang semangat mendaftarkan Syifa. Beliau menyampaikan bahwa Syifa adalah siswa tuna netra yang kehilangan penglihatannya ketika usia 4 tahun karena sakit.

Tahukan teman? Ketika Syifa datang ke tempat acara pelatihan, Syifa menggunakan laptop biasa seperti yang kita orang normal gunakan. Tak satupun huruf yang salah, semua terketik dengan baik. Tak ada typo sedikitpun, hebat ya

Pada hari kedua, sinopsis yang Syifa kirimkan dipilih Kak Syaiful untuk dibuatkan covernya. Semua peserta pasti ingin tahu cover yang ditayangkan akan seperti apa? Warna apa? Gambar apa? Bagaimana dengan Syifa? Dia tidak bisa melihatnya, Syifa hanya bisa mendengar deskripsi cover yang saya sampaikan.

"Syifa, Bu Yully bantu ceritakan tampilan covermu ya."

"Baik, Bu. Syifa mau tahu cover Syifa," jawabnya.

Dengan suara yang sebenarnya saya tahan karena rasa haru melihat Syifa yang di mata saya hebat.

" Cover buku Syifa, warna dasarnya ungu, tulisan judul buku warna putih, dan ada anak kecil berkacamata hitam" suara saya terhenti.

"Alhamdulillah, cover Syifa cantik ya, Bu."

"Selamat ya, Syifa".

Usai pelatihan, Syifa pulang seperti peserta lainnya. Selanjutnya tanggung jawab naskah dipegang Kak Syaiful dan tim editor MG untuk mengawalnya. Beberapa kali, saya menanyakan perkembangan naskah peserta kepada Kak Syaiful. Alhamdulillah satu persatu naskah selesai edit menurutnya.

Akhir Januari ini, saya coba sapa Syifa untuk tanyakan perkembangan naskahnya. Syifa sampaikan bahwa Pak Yasin sudah mengabari Syifa bahwa naskahnya sudah selesai dan pdf final sudah diterimanya. Syifa ingin segera mencetaknya karena banyak yang sudah pesan katanya. Yang membuat saya menangis adalah, hasil penjualan bukunya sepenuhnya untuk operasional Rumah Quran tempat Syifa mengajar sekarang. Masya Allah, Syifa. Dalam keterbatasanmu, masih memikirkan umat. Bagaimana dengan kami? Ya Allah, malu rasanya saya padamu. Semoga Allah memberi Syifa kesehatan dan keberkahan dunia akhirat, aamiin yRa

Syifa sangat cepat membalas pesan WhatsApp dari saya, sampai saya lupa bahwa saya sedang chat dengan seorang tunanetra. Ternyata Syifa gunakan software yang dapat membantunya membaca tulisan menjadi suara.

Terima kasih, Syifa.

Saya belajar banyak darimu, keikhlasan dan kepedulianmu kepada generasi Qur'an yang kamu bina.

Terima kasih, Syifa