Motor Papa Lebih Terkenal

Pentigraf ke-41 Tantangan Menulis hari ke-102

Pak Ben hari ini terlambat pulang, karena menemani tukang yang bekerja memasang ring basket dan mengecor pekarangan sekolahnya. Dikirim WA kepada sang bidadari, nampaknya belum dibuka-buka. Mungkin kehabisan paket data. Sementara itu, si Bungsu gelisah menunggu kepulangan Pak Ben. Dia mau les Bahasa Inggris, motor yang biasa dipakai adalah motor yang sekarang dibawa Pak Ben. Walau dalam keadaan mengomel si Bungsu tetap pergi les menggunakan motor Pak Ben.

Ketika si Bungsu pulang les, motor mati mendadak. Diperiksa tenyata bensin habis. Padahal uang serap yang biasa disediakan dalam tas sudah terpakai tadi untuk belanja. Diteleponnya Pak Ben tidak pula mengangkat. Si Bungsu jadi bingung, penjual bensin enceran masih sekitar 300 meter lagi. Uang tidak ada, berlinang air mata si Bungsu, kebingungan berdiri dipinggir jalan, hari sudah menjelang sore.

Dalam kebingungan tiba-tiba berhenti seorang bapak-bapak yang mengenal motor Pak Ben. Menanyakan perihal yang terjadi dan langsung pergi membelikan bensin. Si Bungsu sangat berterima kasih, tapi bapak tersebut tidak mau menyebutkan namanya, hanya titip salam untuk Pak Ben. Sampai dirumah si Bungsu menceritakan kejadiannya pada Pak Ben sang papa dengan air mata berlinang sedih bercampur bahagia. Dengan ceria Pak Ben menghibur “ Ya Udah, jangan marah, ternyata motor papa lebih terkenal daripada anak papa,hhh”

Bayang, 27082020