Yulizar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jordan (3)

Jordan (3)

Cerita Anak - Tantangan Menulis Hari ke-127

Hari ke-3 setelah Jordan dipangil ke ruang kepala sekolah, belum tampak perubahan sama sekali. Rambutnya belum di potong, sepatu masih merah. Pak Ben kembali mendekati Jordan ke depan kelas sebelum masuk kelas pagi itu. Setelah bersalaman dengan semua siswa kelas IV Pak Ben menghampiri Jordan di dalam kelas. “Jordan, kok rambutnya belum dipotong, sepatunya masih yang merah ?” Tanya Pak Ben pelan. “Nanti siang janji pergi potong Pak, sepatu tunggu dikirim ibu hari Minggu besok Pak. Oh Ya Pak, nenek rencananya hari ini mau ke sekolah menemui Bapak.” Jawab Jordan tanpa rasa takut sama sekali. Berarti jujur, pikir Pak Ben. “Benar ya. “ kata Pak Ben sambil berlalu keluar.

Tak lama setelah Pak Ben masuk ke ruang kepala sekolah, datanglah seorang ibu-ibu lebih kurang 65 tahun. Masih sehat dan masih menyisakan kecantikan masa mudanya. Ternyata beliau adalah neneknya Jordan. Dengan ramah dan senyum manisnya beliau masuk ke ruang kepala sekolah. Pak Ben menghentikan pekerjaannya dan bersalaman dengan nenek Jordan serta memanggil beliau dengan kata Bunda.

“ Terima kasih, Bunda mau mampir ke sekolah kita, mudahan saja tidak mengganggu aktifitas Bunda. “ Pak Ben mulai berbicara. “Saya yang mengucapkan terima kasih pada Pak Kepala, Jordan cerita Pak Kepala baik sekali. “ balas nenek Jordan. “ Saya juga minta terima kasih Pak Kepala, Jordan tidak diusir pulang karena belum potong rambut, sepatunya merah. Insyaallah siang nanti saya antar dia potong rambut. Sepatunya hari Minggu nanti baru diantar sama ibuknya, sepatu lamanya hilang sebelah karena ditinggal diluar rumah.” Nenek Jordan menjelaskan maksud kedatangannya ke sekolah.

“Ya, ndak apa-apa, nanti saya sampaikan pada guru kelasnya permasalahan ini. Oh ya Bunda, saya dengar Jordan termasuk agak kesulitan belajarnya, membaca belum lancar. Bagaimana belajarnya di rumah Bunda ?” ucap Pak Ben dengan penuh hati-hati. ”Itulah Pak Kepala, ndak ada yang membantu belajarnya di rumah, ibu dan ayahnya sudah punya keluarga masing-masing, dirumah hanya ada saya dan adiknya yang kelas satu. Kemudian penjaga kedai yang masih keluarga, tapi dia sorenya pulang ke rumah. Saya hanya bisa sekedar mengingatkan kalau ada PR, buat, hanya itu Pak Kepala.” Nenek Jordan menjelaskan.

Pak Ben jadi termenung, bagaimana caranya agar Jordan bisa dibantu. Nampaknya nenek Jordan juga sangat sayang pada cucunya, makanya selama ini selalu dibelanya, bahkan cendrung dimanja. Apa permintaannya selalu dituruti, dan pengawasan terhadap cara belajarnya kurang. (Bersambung)

Bayang, 21092020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post