Bibit Pelindung Gratis

Pentigraf ke-49 Tantangan Menulis Hari ke-124

Sekolah yang Pak Ben pimpin memiliki pekarangan yang sangat luas. Pekarangannya masih didominasi oleh rumput liar. Taman yang ada baru sekedar bunga dalam pot di depan kelas masing-masing. Itupun hasil gerakan satu siswa satu bunga. Rencana untuk pengecoran halaman sekolah tinggal menunggu tukang yang masih bekerja pada sebuah rumah keluarganya.

Sementara itu Pak Ben berencana menanam pohon pelindung disepanjang pagar depan sekolahnya. Pohon pelindung lama adalah jarak jepang yang sudah dipenuhi oleh semut dan benalu lumut. Yang jelas sudah tidak dapat lagi berfungsi sebagai pohon pelindung. Malah hanya menutup pandangan saja kearah sekolah.

Pak Ben minta masukan pada guru-gurunya mengenai pohon pelindung yang baik ditanam. Buk Yanti mengusulkan pohon matoa, dia punya bibitnya, nanti dibawanya gratis. Buk Nia mengusulkan pohon ketapang kencana, nanti dia bawa pula, cuman satu batang, kemarin kelebihan. Pak Jasril tidak mau pula ketinggalan, Pak jasril akan membawa bibit ketaping, nanti akan dicarinya di daerah pantai Carocok Painan. Akhirnya sepakat ditanam semua yang ada, mana yang pertumbuhannya bagus itu yang akan diperbanyak. Hasil musyawarah yang luar biasa, komentar Pak Ben, karena tidak membayangkan akan memperoleh bibit gratis.

Bayang,18092020