Berbagi Kursi

Pentigraf ke-18 Tantangan Menulis ke-65

Salah satu kebanggaan Pak Ben sebagai Kepala Sekolah adalah memiliki kursi yang lumayan bagus dibandingkan guru-gurunya. Kursi Pak Ben adalah kursi busa berputar yang merupakan warisan dari kepala sekolah sebelum-sebelumnya. Pak Ben pun ndak pernah bertanya zaman siapa membelinya. Zaman sekarang susah mendapatkan kursi apalagi kalau modal kurang, jadi syukuri saja kursi yang ada.

Kebanggaan Pak Ben yang lainnya ialah memiliki ruang kantor sendiri yang terpisah dari ruang guru. Ruang Pak Ben tesebut adalah ruang sholat yang disekat. Kacanya sudah banyak pula yang pecah, untung sudah pakai teralis jadi cukup aman dari kemalingan.

Namun akhir-akhir ini Pak Ben sedikit uring-uringan, karena Pak Ben harus berbagi kursi dengan yang lain. Ada pula pihak yang ingin menduduki kursi putar Pak Ben. Pak Ben kelihatannya tidak rela harus berbagi kursi dengan yang lain. Pak Ben mendapatkan kursi ini dengan perjuangan cukup berat melalui test akademik dan dilanjutkan pula dengan pelatihan penguatan kepala sekolah. Kejengkelan Pak Ben mencapai puncaknya saat Pak Ben kehilangan kemoceng pagi itu. Betapa tidak kursi putar Pak Ben selalu penuh dengan bulu-bulu halus yang ditinggalkan pesaingnya setiap pagi. “ Dasar kucing ! “ birungut Pak Ben.

Bayang, 20072020