Pulang dari rapat di mesjid komplek Pak Taufik ,tidak menemukan sang istri tercinta ,padahal ia sudah ucapkan salam cukup keras,karena tidak ada jawaban ia lansung menuju ke dapar dimana biasanya istrinya selalu bercokol.Setiba di dapur ia dapati sang istri tercinta sudah diselimuti oleh asap entah apa yang sedang dia masak sampai semua dapur seperti kabut di jalan padang solok bila sore merambat.Pak Taufik mau tegur tapi mulutnya terhenti ketika ia lihat wajah istrinya karena dengan raut wajah sepeti itu nyamukpun akan takut mendekati istrinya.

Pak Taufik akhirnya pergi saja mandi maklum tadi di mesjid orang cukup rame dan kurang jaga jarak.Setelah mandi ia dengar dentuman dari arah dapur,ternyta istrinya sedang menumbuk dilesung yang kemarin ia beli dalam cuaca hujan,karena sang istri mau dibelikan lesung tanpa.katakan mau buat apa.Tercium harum yang sangat meracuni hidungnya ,bau yang begitu harum yang membuat hidungnya kembang kempis,kembali ia tidak berani bertanya bau apa yang begitu harum

Suara azan magrib bergema ,seiring keluarnya Via sang istri tercinta dari tempat ia bercokol.Tanpa banyak bicara ia langsung ambil air wuduk tuk salat magrib dan dilanjuti dengan baca quran yang sudah jadii rutinitas di rumah Pak Taufik.Selesai baca quran sang istti kembali memghilang ia kembali ke tempat cokolannya,entah apa yang mau di buat.Kembali dari dapur sang istti membawa cangkir berisi kopi, yang baunya seperti yang ia cium sore tadi ,ternyat istrinya menciptakan sendiri kopi dari limbah biji kurma jenis sukari dan kult kacang almond,sungguh baru kali ini Pak Taufik merasakan minum kopi seharaum dan senikmat ini .Terima kasih Istriku ,kau sudah bisa cipatakan kopi yang tidak akan ada dimanapun orang menjualnya.