Yuli Feri Widyawati

Gue Guru Matre Yuli Feri Menulis adalah salah satu cita-citaku sebagai seorang guru yang agak matre. ya saya matre Karena untuk kenaikan pangkat saya harus me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Stay at Home

Stay at Home

Stay at Home, hindari berkumpul nya massa

Hari ini hari ke dua belas belajar dan bekerja dari rumah.Anak perempuanku sudah bosan diam dirumahku, akhirnya pulang ke rumahnya sendiri bersama suami dan cucuku. Semoga Allah selalu menjaganya.

Anak lelakiku juga sudah mulai bosan, dia pergi ke kota membeli sandal baru. Saya tidak khawatir kepada anak perempuan karena pulang ke rumahnya sendiri, tapi saya khawatir kepada anak lelakiku. Tapi alasannyanya masih bisa saya toleransi, khan aku perginya siang siang, pakai motor, jadi sekalian berjemur. Okelah semoga Allah menjagamu selalu.

Giliran saya dirumah sendirian, suamiku sudah berangkat kerja di toko. Saya juga khawatir dengan suami, setiap hari dia kontrol kualitas di warung, sehingga dia bertemu banyak orang dari berbagai kalangan. Suamiku sebagai wirausaha membuka warung kuliner. Pembeli di warung kuliner saya berasal dari dalam kota kami dan juga dari luar kota. Ini yang mengkhawatirkan, ketika dia harus berkomunikasi dengan pelanggan yang baru datang dari luar kota. Kita tidak tahu, dia telah beraktifitas apa saja dan telah bertemu dengan siapa saja.

Demi menjaga penyebaran Covid19 maka kemudian kami merubah tatanan meja kursi tamu dan kasir. Kursi tamu kami perjauh jarak nya menjadi 1 meter antar kursi. Begitu pula meja kasir juga berjarak 1 meter dengan tempat tamu membayar. Untuk menjaga agar kulit tangan tidak sering memegang uang, maka kasir menggunakan sarung tangan.Semoga upaya kami ini bisa mengurangi resiko tertular atau menyebarkan Covid19.

Di lingkungan rumah kami, pak RT juga telah proaktif menyemprotkan desinfektan ke masjid perumahan dan rumah rumah warga. Alhamdulillah kami sudah berusaha, semoga semua selamat. Saya sudah bisa duduk tenang dengan semua upaya ini.

Namun ternyata upaya yang kami lakukan tidak beriringan dengan warga yang lain. Lalu lintas di depan warung kuliner saya tetap seperti biasa, bahkan cenderung lebih ramai, karena sekolah dirumahkan. Banyak orang malah membawa anak anak berlibur. Warung kuliner saya juga terimbas lebih ramai.

Warung saya lebih banyak pembeli dibandingkan sebelum siswa siswa dirumahkan. Jika berfikir egois saya senang, warung ramai dapat uang lebih banyak. Namun ada rasa bersalah juga, bagaimana jika ada pendatang dari luar pulau yang tidak sadar membawa Covid19. Ternyata hal ini juga dicermati oleh pemerintah daerah. Pagi ini ada mobil pickup yang berkeliling desa mensosialisasikan cara menjaga diri agar tidak terjangkit Covid19.

Pickup tersebut mengangkut sound yang mengeraskan rekaman suara penjelasan PHBS terkait Covid19. Selain itu satpol PP dan polisi juga mulai membubarkan kerumunan massa. Kafe yang buka hingga larut malam dan digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang mendapat teguran. Anak anak muda yang nongkrong di alun-alun kota juga di halau polisi agar kembali pulang ke rumah masing-masing. Tindakan aparat ini melegakan saya dan kebanyakan orang yang peduli.

Namun ada juga yang membuat dada ini sesak, ketika satpol PP dan polisi membubarkan persiapan acara resepsi pernikahan. Saya sangat terharu melihat pemilik acara. Polisi memintanya memilih membubarkan acara resepsi pernikahan atau dipenjara satu tahun.

Tentu saja pemilik acara memilih membubarkan resepsi. Tenda yang sudah terpasang akhirnya di lepas kembali. Kursi kursi dan meja persiapan prasmanan dilipat lalu dirapikan. Polisi dengan menggunakan Toa mengumumkan bahwa acara resepsi pernikahan di batalkan, bagi yang tidak berkepentingan harap segera kembali ke rumah. Maka tempat acara resepsi seketika menjadi sepi.

Sedianya acara resepsi akan digelar malam harinya. Saya berfikir bagaimana caranya tuan rumah memberitahu para tetamu yang sudah diundang. Betapa malunya si tuan rumah.

Namun ternyata tuan rumah sangat berbesar hati. Dengan menggunakan Toa, akhirnya tuan rumah mengumumkan bahwa acara resepsi pernikahan dibatalkan, terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu, demi keselamatan bersama maka keluarga mengiklaskan pembatalan acara.

Ya Allah , saya yakin tuan rumah itu pasti sangat sedih, tapi dia berbesar hati, semoga Allah membalas dengan kebaikan atas keikhlasannya mengambil keputusan ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Corona oh Corona. Semoga cepat berlalu. Sukses selalu dan barakallahu fiik

27 Mar
Balas

Aamiinnn

27 Mar

Semoga badai corona lekas berlalu.. Aamiin

27 Mar
Balas

Aamiinnn

27 Mar

ternyata tuan rumah sangat berbesar hati, sikap yang luar biasa, demi kebaikan bersama, rela urungkan niat pribadinya..saluuut

28 Mar
Balas



search

New Post