Tak Sengaja Bertemu
Tantangan Menulis #80
Menukiknya pesawat Foker-100 meninggalkan bandara Soekarno Hatta saat itu membuat hati berdebar tak karuan. Bagaimana diriku harus membiasakan dengan ketinggian pesawat, bagaimana mengatur waktu untuk tiba di tempat baru itu dan menjalani tugas sebagai ‘Master of Ceremony(MC)’ merangkap pengalih bahasa dokumen tentang kulturasi dan penetrasi yang disediakan panitia daerah untuk diriku, ditambah dengan hati yang takut patah karena takut memulai kisah. Semua menjadi satu dalam helaan napas panjang dan dalam kegelisahan di bangku atau seat dalam pesawat branded Merpati ini. Penuh makna sekali ! Perasaan ku makin gelisah saat tak bisa tertahan ingin menuju toilet pesawat di arah belakang, dan kuberanikan diri untuk bereksplorasi di atas burung besi yang sedang terbang ini.
Baru satu baris deretan ‘seat’ ini kulewati, aku dkejutkan dengan suara pengumuman bahwa situasi tidak bersahabat, akan ada guncangan, itu yang bisa kusimpulkan dari pendengaranku yang sepintas. Kulewati seorang wanita yang cantik, yang sepertinya sangat akrab dalam pandanganku. Tiba-tiba saja ingatanku ada pada masa kanak-kanak, mengingat wajah ini ada dalam sampul kaset. Tak lama berselang, Wanita cantik itu pun perpapasan dengan diriku yang baru saja dari kamar kecil di dalam pesawat ini. Rupanya, guncangan tadi telah membuat hampir sebagian penumpang pesawat mual dan panic. Konsekuensinya, ke tolietlah kami secara bergantian! Tanpa ada yang atur, dengan kesadaran sendiri.
Kulangkahkan kaki dengan cepat dan mengambil kamera saku ku, dan kembali ke perbatasan gorden antara toilet dan ‘the isle’dimana kami berpapasan tadi.Berdiri dengan harap-harap cemas, untuk memohon kesediaan Wanita cantik itu,agar mau berpose. Otak mulai berpikir kata dan kalimat serta intonasi yang santun bagaimana yang akan kusampaikan, hingga tak membuat ‘privacy’ nya terganggu. Dan, akhirnya aku yang dari Propinsi Irian Jaya (nama sebelum Provinsi Papua,) jauh katanya, diberi izin untuk berpose dengan wanita cantik ini. Wanita itu adalah Emelia Contessa, penyanyi yang dijuluki Singa Panggung Asia oleh majalah The Week di tahun 1975 ini, dengan senyum mempesona berpose dengan diriku. Tak sengaja bertemu Emilia Contessa.
#Catatan Perjalanan Ke Kuala Lumpur, Malaysia Desember 1995
Timika_Papua, 01 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah hebat Bu..... ketemu artis penyanyiSala
Salam untuk teman-teman.
Senengnya ya bun ketemu tanpa diganggu fans2 yg lain
iya, bu. tak disangka.SAlam Literasi !
Mantap. Dokumentasi yang tak kan terlupakan. Semoga semakin Sukses. Terima kasih telah berkunjung ke supraptobio.gurusiana.id.
Aamiin
Wow, foto bersejarah itu Bunda. Salam literasi. Sukses selalu.
heheh, iya pak.Salam literasi juga ,pak !
Keren ceritanya Bu
terima kasih, bu.SalamLiterasi
Keren ya bun, sukses
Terimakasih, busalam Literasi !