#Tantangan_Menulis_ke59

Ini adalah sejenis rumput laut segar, yang saya sendiri tidak memahami bahasa Indonesia yang baku untuk tumbuhan air laut ini, apalagi nama latinnya. Di daerah kami di salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, sepanjang garis pantai bagian selatan, kami hanya menyebutnya, Latar. Jenis rumput laut yang segar ini, akan dijual di pasar pasar tradisional dekat pantai atau di daerah dekat dengan laut, saat musimnya saja. Beberapa bulan lalu, saya melihat Latar bertumpuk-tumpuk bersebelahan dengan puri, udang, dan cumi,di Pasar Sentral kota Timika,Papua, dan ternyata tanaman laut segar-segar itu dibawa dari kota Tual, di Maluku Tenggara (hanya semalam dengan kapal penumpang pelni untuk tiba di pelabuhan Poumako,Timika).

Dibersihkan agar pasir dan kotorannya terbuang, direndam dengan air panas, atau air hangat suam-suam kuku, dan ketika lembut, diberilah bumbu hidangan urap (yang sudah ditumis duluan), tentunya kelapa yang digunakan adalah daging kelapa samanta(= daging kelapa yang tidak terlalu tua, dan juga bukan daging kelapa muda),sesuai selera kalau mau diberi banyak rica (=cabai ) agar terasa pedas .

Saat Almarhumah mama masih ada, jaman cilik-cilik nya kami, Almarhumah selalu menyempatkan menyediakan hidangan itu, bila musimnya tiba. Tetapi, setelah awal tahun ’97, saya merantau ke Timika, saya tidak pernah mengecap hidangan itu lagi. Apakah ditempat pembaca juga ada seperti itu? Di Daerahnya dinamakan apa? Bagaimanakah cara penyajiannya? Sepertinya baik kalau para gurusianer yang budiman berbagi pendapat, dan ilmu untuk tanaman laut ini.(Salam Literasi !)

Timika,Papua_10 Juni 2020