PRAS(Tantangan Hari ke-33)#tantanganGurusiana

Seseorang pernah bertanya kepadaku. "Siapa sih Pras?" Aku pun terkesiap dengan pertanyaan yang tak terduga ini. Bagaimana aku bisa menjelaskan semua ini?

Pada awalnya mengalir dengan sendirinya, ketika Pras muncul di episode Banyu Langit. Nama itu dengan tiba-tiba muncul. Entah dari mana aku mendapatkannya. Terinpirasi dari apa, aku pun lupa. Justru aku sadar mengapa bisa nama Pras yang muncul saat seseorang menanyakan siapa Pras.

Pras. Begitu singkat aku menyebutnya. Pras itu bisa panjang. Prasasti, Prastiwi, Prasetyo, Prasetyaningtyas, Prasetyaningrum, dan sebagainya. Tetapi aku hanya menyebutnya Pras.

Ketika aku ingin menulis tentang Banyu Langit episode pertama dulu, aku membayangkan bahwa Pras telah meninggalkanku. Awalnya aku belum memutuskan, Pras itu laki laki atau perempuan. Dan ternyata aku menjadikan Pras itu laki-laki setelah pengamen bus Surabaya-Solo-Jogja yang melantunkan lagu Banyu Langit itu memanggilku Mbak. Kuputuskan akhirnya, Pras adalah kekasihku.

Kekasih yang meninggalkanku tiga tahun lalu. Alasan yang tidak jelas, sehingga membuatku serasa digantungnya.

Tidak tahu kenapa aku ingin menuangkan kisah cinta dengan tajuk Banyu Langit ini dalam versi Bahasa Jawa. Barangkali lebih pas, lebih cocok dengan latar, alur, situasi dan.kondisi yang mendukung. Lagi pula, dengan terinspirasi dari lagu Banyu Langit karya Didi Kempot ini aku akan semakin mempopulerkan lagu dengan genre campur sari ini menjadi sebuah kisah romantis dalam novel berbahasa jawa. Entah kapan suatu saat nanti akan terbit sebuah novel berbahasa Jawa dengan judul Banyu Langit.

Hahaha.. mimpi? Why not? Banyak Karya besar diawali dari mimpi. Bismillah..

Magetan, 18 Pebruari 2020#tantanganharike33#tantanganGurusiana