Yuliati SMAN 1 KARAS, Magetan

Guru Biologi di SMAN 1 Karas Magetan Jawa Timur. Penulis Buku Biru Ungunya Pramuka Indonesia. Terus belajar untuk mengekspresikan jiwa. Memajukan pendidikan dem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keong Emas

Keong Emas

Kemarin saya menyempatkan diri ke sawahnya bapak saya. Kata ibuk, padi kami yang baru berumur dua minggu diserang keong. Setelah saya ke sawah. Ternyata betul. Keong di sawah ada ribuan besar maupun kecil. Dik Wardi, orang yang diminta ibuk untuk menggantikan Mbah Amat (karena mbah Amat sakit) untuk mengerjakan sawah, menunjukkan kepada saya keong-keong itu. Keong sawah ini ada yang menyebutnya keong emas, karena ada yang bercangkang warna kuning.

Keong sawah juga menyerang padi padi pada awal pertumbuhan di daerah lain, seperti yang saya baca di internet, yaitu di indramayu, Kupang, Lombok, Tegal dan mungkin saja di daerah lain.

Keong-keong itu menyerang pada malam hari. Beberapa blog tanaman padi telah habis, dan harus ditambal sulam. Jika tidak ditambal sulam, maka benar benar tidak panen. Keong memakan batang padi yang baru mulai tumbuh. Mereke bertelur di pangkal pangkal batang padi. Telornya berwarna pink, bergerombol seperti anggur. Telor itu sebesar merica, satu gerombol tidak kurang dari 50 biji telor.

Cara mudah dan cepat untuk memberantas hama ini adalah dengan insektisida. Walaupun sebenaryna ini tidak baik untuk lingkungan. Jika harus dipunguti, secara manual oleh manusia, akan.memakan waktu lama. Sebelum meraja lela begini, Mbah Amat dan istrinya memunguti keong-keong itu dapat berember-ember, tetapi nggak habis-habis, sampai kewalahan, akhirnya terpaksa Dik Wardi harus menyemprotnya dengan bagan kimia.

Setelah saya mengisahkan hama keong yang sebelumnya belum pernah terjadi di daerah saya ini melalui face book.. wah tanggapan teman-teman fb saya luar biasa.

Tetangga yg sedang jd TKW di luar negeripun ikut komentar, dan kangen desa, pengin pulang dan ke sawah lagi. Mantan siswa yang dari luar kota juga berkomentar, katanya keong itu enak, bisa dibikin sate. walah, aku ora doyan. Apalagi yang suka masak, wah pengin masak keong-keong itu.

Teman yang dari BLH, mengatakan disemprot nggak baik, baiknya keong keong itu dimasak, sebagai pengganti daging yang mahal. Wah la iki.

Yang membuat saya tidak habis pikir, dari mana ya asal keong itu? Dari sungai? Karena pengairan sawah ini dari disel yang sumbet airnya dari sungai. Atau dari sawah di atasnya sana, dan atasnys sana, dan atasnya sana, turun, turun, turun akhirnya sampai ke sawah daerah saya..

Entahlah, semoga setelah disemprot, sudah tidak ada serangan keong lagi. Walaupun dengan disemprot itu bukan solusi terbaik dan tindakan yang kurang bijak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditabur puradan bu...

21 Dec
Balas

Kmarin disemprot menggunakan molusvisida, dan alhamdulillah, banyak yang mati..

22 Dec
Balas



search

New Post