Setiap umat memiliki ajal masing-masing. Manusia memilki batasan umur yang telah Allah tetapkan. Apabila ajalnya sampai, tidak bisa ditangguhkan sepersekian detikpun. Pun jua tak bisa di majukan seperti keinginan. Semua telah ditetapkan dari alam rahim, seperti halnya jodoh dan rezeki. Tak dapat diganggu gugat lagi. Kita hanya menjalani dan mensyukuri.

Waktu bergulir tak terasa. Dua puluh empat jam kadang masih belum cukup. Kita terlena dengan gemerlapnya tipuan dunia, hingga lalai untuk sekedar menemui-Nya lima waktu sehari. Kita memburu fatamorgana yang menjanjikan kefanaan. Lupa akan kebahagian abadi yang telah disediakan Allah di akhirat.

Tahta dan harta menjadikan kita budaknya, hingga tidak tersisa waktu untuk bermesraan dengan Sang Maha Cinta. Belum lagi anak -anak yang memang salah satu ujian dalam kehidupan. Kadang malah mejadi fitnah dan penyakit bagi orang tua. Karena mereka tidak diarahkan dan dididik sesuai tuntunan Alqur'an dan hadis.

Kekayaan ditumpuk, menjadi bahan perseteruan buat generasi penerus. Tidak memberi manfaat sedikitpun, malah menjadi beban buat orang tua.

Saat masa itu tiba. Saat malaikat izrail menunaikan tugasnya, tinggallah semua. Dunia dengan kemilau emas permata. Tahta dan anak-anak tak bisa menghalangi. Tak ada yang dibawa, hanya beberapa helai kain putih yang dibalutkan ditubuh, yang disebut kafan, menjadi pakaian terakhir menghadap Sang Maha Pemilik kehidupan.

Tinggal semua pakaian dengan gaya dan model terbaru. Pakaian yang mungkin ada yang tsk sempat dipakai menghadap Allah, dipertemuan rutin lima waktu sehari. Kita hanya berangkat menemui Allah Azza wa Jalla dengn pakaianntanpa model, tanpa asesoris dan kemewahan.