Dengan harap-harap cemas, setiap orang tua pasti akan mendoakan keberhasilan anak yang sedang ujian. Begitu juga denganku, meski bukan kali ini saja anak-anakku melaksanakan ujian, namun kali ini ada perasaan yang berbeda. Doa-doa khusus kualirkan untuk kelulusan ujian kali ini. Ya, anakku mau mengikuti ujian skripsi yang sedikit tertunda dari jadwal yang seharusnya. Tiba jualah yang dinanti selama ini. Jadwal bertepatan dengan masa WFH karena pandemi korona. Banyak kegiatan dilaksanakan lewat dunia maya. Akhirnya semua ikhlas menerima meski ujian tidak duduk bersama. Menit-menit yang dinanti dengan keteganganpun tiba, ujian tanpa langsung tatap muka membuahkan hati gembira.

Harapan besar semakin di depan mata, anakku telah sarjana. Segera kami merancang busana, duduk bersama setelah prosesi wisuda, sekeluarga foto bersama. Namun, rencana tinggal rencana karena tidak semua terlaksana. meluasnya wabah virus korona, wisuda pun lewat dunia maya. Jadilah para sarjana, sarjana dunia maya.

Peristiwa ini hanya sebagian kecil dari sekian banyak dan sekian besar aspek hidup dan kehidupan yang nampak di depan mata kita. Kita dituntup siap menghadapi hal-hal baru dan aturan-aturan baru dalam melanjutkan lurus liku dan terjal mulusnya kehidupan. Harus belajar dan bisa menyesuaikan dengan hal-hal baru di luar rencana dan harapan kita.

Maya, seolah-olah ada, antara ada dan tiada. Ya, dunia maya mampu menggeser dunia nyata. Maka setiap aspek kehidupan mulai mengalami pergeseran. Agar menang dalam perang kehidupan, harus bisa adaptasi dengan adanya pergeseran. Semoga pergeseran dunia nyata menuju dunia maya, tidak diiringi dengan bergesernya nilai- nilai karakter yang melekat pada setiap insan yang nyata.

Batam, 8 Juli 2020

Sri Lestari