Perjuangan di Desa Terpencil
Manusia berjalan menuruti titahNya, tidak ada seorangpun dapat mencegat titah tersebut. Tapi manusia wajib berusaha untuk mendapatkan takdir yang lebih baik sembari berdoa padaNya. Hasil akhir adalah milikNya, maka sewajarnya manusia hanya mengadu dan bermohon padaNya atas titah yang akan berlaku untuk dirinya.
Waktu terus berlalu, meninggalkan keping-keping kehidupan yang telah usang. Waktu memakan usia detik per detik hingga jatah umur di dunia pun berkurang. Hari ini hari ulang tahunku yang ke 24, kupikir-pikir belum ada yang hal yang sangat berarti yang kulakukan untuk orang lain. Hampir seperempat abad aku hidup, aku tidak tahu sampai kapan jatah umurku di dunia ini…? Setahun lalu aku mendapatkan gelar sarjana, namun ijazah ini belum terasa berarti apa-apa bagi orang-orang yang kucintai, bahkan untuk diriku sendiri !
Kulihat matahari malu-malu di balik awan, kadang tampak terkadang menghilang, ini menandakan sebentar lagi mendung. Aku harus segera angkat jemuran, semoga saja kering !
“Assalamu’alaikum, Kak !”
“Wa’alaikumusslam!” Sambil angkat jemuran, aku menjawab singkat
“Kak, aku kasihan lihat temanku Mina, Tini dan teman-temanku yang ada di desa ini, mereka tidak bisa membaca karena tidak bersekolah. Nasib mereka tidak seberuntung Rina, Bapak masih bisa ongkosin Rina, sedangkan mereka jangankan ongkos untuk makan sehari saja susah!” adikku berceloteh sambil membantuku mengangkat jemuran.
“Iya sudah, nanti kita pikirkan bersama, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu teman-temanmu ya!” Kataku sambil memisahkan kain yang kering dengan kain yang masih lembab.
“Oke deh kak, kutunggu ya!” Jawab Adikku
Aku membalasnya dengan senyuman. Hmm…sungguh malang nasib masyarakat di sini, tinggal di daerah pedalaman. Bisa dihitung dengan jari, siapa saja yang sarjana di desaku, namun sebagian besar dari mereka lebih suka menetap di Kota daripada kembali ke desa. Aku sebagai sarjana pendidikan Bahasa Indonesia dan juga pernah aktif semasa kuliah harus mampu berbuat banyak untuk desaku tercinta ini. Kuputar-putar otakku sambil melipat kain yang sudah kering hingga aku pun mendapatkan ide. Ya ide cemerlang menurutku. Aku segera menghubungi temanku sesama aktivis waktu di kampus.
“Assalamu’alaikum Lan!”
“Wa’alaikumssalam Wi, apa kabar ?” Jawab Lani.
“Alhamdulillah baik Lan, kamu bagaimana kabarnya?”
“Alhamdullillah baik juga, kangen ingin jumpa!” Balas Lani.
“Iya nih aku juga kangen kumpul-kumpul kayak dulu lagi. Oh ya Lan aku denger-denger kamu lulus Tes CPNS di perpustakaan daerahkan?” Kataku sambil mengarahkan pembicaraan ke ide yang kutemukan tadi.
“Alhamdulillah Wi, akhirnya ijazah sarjana kearsipanku laku juga, kamu bagaimana Wi, dimana sekarang?”
“Aku tak seberuntung kamu Lan, sarjana kependidikanku belum laku.., aku sekarang di desaku berbakti kepada orang tua bantuin jualan makanan kecil-kecilan di depan rumah!”
“Iya dak apa-apa, itu kan kerja mulia Wi, bantuin orang tua, sabar ya semoga kamu diberikan yang terbaik olehNya!”
“Amin Ya Mujib…Lan sebenarnya Aku mau minta tolong sama kamu!”
“Apa tu Wi, bilang saja, selagi aku bisa, Insya Allah aku bantu kamu deh!” Jawab temanku santai.
“Begini Lan, desaku sangat terpencil, kebanyakan dari anak-anak di desa ini buta huruf, rata-rata orang tua mereka tidak sanggup menyekolahkan mereka. Jadi aku berniat membuat perpustakaan mini di rumahku, sambil kuajarkan mereka membaca dan menulis, ya sebagai modal dasar bagi masa depan mereka walaupun belum bisa bersekolah!”
“Tepat sekali kamu menghubungi aku Wi! di tempat kerjaku ini, kami sedang mendata daerah-daerah yang terpencil yang masih terbelakang agar dibentuk sebuah perpustakaan-perpustakaan mini di masing-masing daerah, dan kami akan memantau dan menambah koleksi buku-buku baru setiap 2 bulannya. Kamu sediakan saja proposal dan kirimkan ke alamat Perpustakkan tempat aku bekerja. Nanti aku wa-kan alamatnya!” Panjang lebar temanku menerangkan dengan penuh semangat.
“Terimakasih Lan, bantuanmu sungguh berarti bagiku!” kataku penuh semangat, dan mengucapkan salam padanya untuk mengakhiri pembicaraan.
Percakapan tersebut terjadi setahun yang lalu, yang membuat Perpustakaan mini di depan rumahku itu berdiri dengan indahnya. Beberapa anak-anak sudah bisa membaca dan menulis. Meskipun sederhana, namun tidak membuat anak-anak malas membaca, justru Perpustakaan ini seperti cahaya penerang bagi mereka yang tengah berada dalam kegelapan.
Jelas harapan itu masih ada. Jika ada kemauan pasti ada jalan! Itu prinsip yang aku tanamkan pada hidupku. Dengan kesabaran perlahan tapi pasti, tidak hanya membaca dan menulis yang aku ajarkan, mereka juga aku didik agar bisa membuat tulisan-tulisan fiksi dan nonfiksi sebagai modal dasar bagi mereka untuk dapat lebih mandiri. Beberapa karya mereka pun sudah terbit di Surat Kabar setempat. Aku sangat puas dengan pekerjaanku sekarang. Pihak perpustakaan daerah pun berbaik hati untuk memberikan honor bulanan untukku. Lumayan untuk membantu ekonomi keluargaku. Inilah hidup patut disyukuri!
Tidak berhenti sampai di sini, aku masih memiliki harapan agar anak-anak di desaku semuanya dapat bersekolah. Ternyata keinginanku pun dikabulkan oleh Sang Maha Pengasih, sebentar lagi semak belukar yang ada di samping rumahku disulap menjadi Gedung “SDN Suka Ilmu” berkat torehan kecil yang berjudul “Aku Butuh Gedung Sekolah” dari seorang anak berumur 10 tahun dari desaku yang masuk koran daerah sebulan yang lalu, ternyata dapat meluluhkan dan membuka mata hati Pemerintah Daerah untuk mendirikan sekolah di desaku.
#TantanganGurusiana
Hari ke-22
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus kak ya,,,,
Syukran dek..