Patokan terbesar itu bernama akhirat. Anda tak bisa membantahnya. Kebanyakan orang lari dari memikirkan akhirat. Mereka takut kalau sifatnya yang suka melampiaskan hawa nafsu dihalangi. Mereka takut kalau banyak kesenangannya yang akan hilang. Tapi, mereka tidak takut dengan siksa kubur dan api neraka.

Memikirkan akhirat sama artinya dengan memikirkan mati. Sebab, mati adalah gerbang akhirat. Orang yang menginginkan kehidupan akhirat adalah orang yang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi mati. Ia ingin mati dalam keadaan husnul khotimah.

Silakan saja Anda lari. Sibukkan dirimu denga apa pun asal bisa melupakan akhirat, bisa melupakan mati. Silakan, tak ada yang bisa melarang Anda. Anda berhak penuh pada diri Anda. Tapi, jika suatu kesadaran menghentak Anda di suatu waktu, di keheningan malam, atau saat beban masalah begit mendera, cobalah lagi memikirkan kehidupan akhirat sebagai sebuah masa depan.

Jika Anda mulai bosan dengan tipuan dunia, cobalah mereguk air sejuk bernama hidayah akhirat.

Akhirat itu nyata.

Dunia itu semu.