MENJADI PENGHUNI TERAKHIR MWC 1 (Tantangan Menulis Gurusiana Day 3)
Salah satu terobosan baru dalam menuntaskan naskah selain kelas menulis MediaGuru yaitu MediaGuru Writing Camp (MWC). Yang pertama kali bertempat di PPPPTK IPS dan PKN Batu Malang.
Rasa percaya dan tidak ingin mengikuti kelas MWC ini. Selain menggunakan dana mandiri yang cukup menguras kantong, karena semua biaya mulai dari perjalanan sampai penginapan dan pendaftaran, menggunakan dana mandiri.
Dua bulan sebelumnya, saya mengikuti kelas menulis di Jakarta. Tentunya amunisi sudah berkurang. Tapi demi semangat yang menggebu ingin menuntaskan dan menerbitkan buku, saya mencoba untuk mendaftar.
Srikandi literasi asal Riau tak ingin ketinggalan, bagaimanapun cara yang ditempuh untuk bisa mengikuti MWC 1.
Kami mufakat untuk menjumpai pejabat langitan nomor 1 di kabupaten Pelalawan, dengan harapan setidaknya Bupati mengetahui keberangkatan kami. Dalam hati juga berharap mudah-mudahan beliau bisa membantu menambah amunisi kami untuk berangkat.
Menjumpai orang nomor 1 di Kabupaten Pelalawan, tidaklah sesulit yang terbayangkan, takut apakah ditolak atau tidak dilayani. Tapi Alhamdulillah beliau welcome dengan kami. Setelah berbincang menyampaikan hajat hati. Kamipun pamit. Tidak disangka Bupati mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Hanya ada sedikit yang saya berikan untuk membeli permen di perjalanan, ujar beliau. Kamipun mengucapkan terima kasih, kamipun pamit dan kembali menjalankan tugas mencerdaskan anak bangsa.
Perjalanan menuju Batu Malang pun penuh dengan tantangan. Kami berenam terpisah penerbangan menuju Jakarta, bahkan ada salah satu diantara kami harus terpisah pada hari berikutnya. Walaupun akhirnya kami bersatu di PPPPTK IPS dan PKN.
Perjalanan yang jauh dan melelahkan. Kamipun terlambat untuk mengikuti acara pembukaan. Meskipun terlambat kami tetap bergegas masuk untuk mengikuti sisa dari rangkaian acara pembukaan.
Untuk penginapan, sebelumnya sudah dibooking oleh salah satu rekan yang saya kenal melalui medsos, beliau bunda Tuti. Kami menginap di kamar atau gedung kerinci. Yang konon kata pemred MG, merupakan gedung yang menyeramkan. Tapi sudahlah jangan dihayalkan yang macam-macam, toh semua kamar terisi dengan peserta bahkan sampai kamar lantai 2.
MWC sangat berbeda dengan kelas menulis, karena peserta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu untuk berkonsultasi tentang naskah yang akan ditulis. Kapanpun dan di manapun kita bebas untuk berimajinasi. Tidak hanya didalam ruangan saja, sesekali peserta bebas untuk menulis dimana saja diareal PPPPTK IPS dan PKN, sambil menikmati kesejukan alam dan lingkungan yang asri dan nyaman.
Keluarga baru, saya temukan di MWC 1. Keakraban dan saling bantu tercipta walaupun waktu yang singkat. Satu tradisi yang tak terlupakan yaitu masing-masing peserta membawa makanan khas dari daerahnya. Tentunya bisa menambah nutrisi saat kejenuhan menulis dan menghilankan suntuk didepan laptop. Salah satu yang saya ingat dan asing belum pernah saya jumpai yaitu tape bakar yang dibawa oleh mas Febry asal Bondowoso. Belum lagi cemilan lain yang menghampiri.
Singkat cerita dua naskah saya tuntas dikelas MWC 1, diantaranya berjudul “Sisik Yang Berbunga” dan “Belajar di Kampus Kehidupan”. Apapun hasilnya, kepuasan tersendiri bisa menghasilkan buku dengan bertuliskan nama sendiri dicover buku. Puas dan puas.
Usai kegiatan tepatya hari minggu siang. Tentunya masing-masing peserta kembali ke daerahnya masing-masing. Kecuali kami berenam, karena tiket penerbangan ke Riau hari senin. Dengan memanfaatkan waktu yang singkat, kami sepakat untuk menikmati kota Batu, berselfi ria itu tidak terlupakan. Diakhir perjalan kami menuju alun-alun, sambil menikmati beberapa kudapan yang ada.
Tak terasa hari semakin sore, kami memutuskan untuk kembali ke PPPPTK IPS dan PKN tepatnya gedung kerinci. Sunyi mencekam, ketakutan mulai muncul. Karena semua peserta sudah bubar, tinggallah kami berenam. Tanpa pikir panjang, kami langsung masuk ke kamar masing-masing dan langsung mengunci pintu.
Meskipun mata belum mau dipejamkan, suasana saat itu memang sangat mencekam, belum lagi bunyi-bunyian disekitar gedung sangat menakutkan walaupun itu hanya bunyi jangkrik. Akhirnya saya ambil bantal dan tutup telinga, hingga tidurpun lelap. Alhamdulillah pagipun tiba, kami bergegas meninggalkan gedung kerinci menuju bandara.
Langgam, 17 januari 2019
Tantangan menulis gurusiana day 3
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar