Yossa Rahmalia

Menulis memberi napas dan energi baru. Penyedia ruang untuk tidak berhenti bermetamorfosis. Mengulik alam dengan segala titik peliknya. 'Belajar untuk menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
MENYIAPKAN KERETA

MENYIAPKAN KERETA

"Planning is bringing the future into the present so that you can do something

about it now."

Perencanaan berarti membawa masa depan ke masa sekarang, sehingga kamu dapat melakukan sesuatu tentang itu saat ini.

(Alan Lakein)

***

"The future is always beginning now"

Masa depan selalu dimulai saat ini.

(Unknown)

***

Saya bungkam. Apa jawaban yang harus saya beri. Ini pertanyaan retoris yang menyulitkan. Sejenak setelahnya, Ridho kembali menanyai.

"Uni, k...ke...kenapa Mami ninggalin Ridho?"

Ia menatap, mengiba dengan wajah bersimbah air mata. Saya hanya bisa merengkuhnya. Membenamkan kepala adik sepupu itu dengan isak tertahan.

"Si...siapa yang mau memasak untuk Ridho, Uni? Si...siapa yang menyiapkan baju Ridho?"

Ridho terus berceracau. Jenazah maminya sebentar lagi akan dimakamkan. Namun ia masih bergeming dan tidak mau mendekat. Remaja semester akhir itu terlihat sangat kacau.

Anak satu-satunya etek, maminya itu, sangat bergantung kepada kedua tangan maminya. Terutama semenjak papinya meninggal dua tahun lalu. Tak satu pun urusan yang terlewat tanpa campur tangan maminya yang cekatan. Etek sadar sepenuhnya bahwa Ridho agak lemah dari sisi akademik dan gagap bicara karena terlahir prematur, hingga butuh waktu lama di inkubator.

Mami selalu siaga untuknya. Karenanya, Ridho kemudian tumbuh tanpa kemandirian. Dalam segala hal.

Kini, tali tempatnya bergantung itu telah putus. Tanah tempatnya berpijak telah terban. Langit baginya serasa runtuh.

***

Rasulullah telah mewanti agar kita tidak meninggalkan anak dalam keadaan lemah. Lemah ilmu, lemah fisik, lemah ekonomi, dan tentu saja lemah iman. Generasi yang kuat adalah generasi yang siap. Ini harus kita camkan baik-baik.

Memang benar, setiap orang tua dititipi rasa cinta dan kasih ketika anaknya terlahir ke dunia. Itu hal yang lumrah tentu saja. Rasa itu jugalah yang akan mengantarkan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun cinta itu mesti kita kemas dalam bentuk yang berbeda. Cinta yang dibungkus dengan edukasi dan naluri. Cinta yang tidak menjerumuskannya menjadi orang yang lemah dan tidak bermartabat.

Penuhi segala kebutuhan hidup anak kita. Hujani mereka dengan kasih sayang sepanjang hidupnya. Namun ajarkan juga mereka agar paham tentang sekolah kehidupan.

Tidak ada salahnya melibatkan anak dalam kesulitan dan masalah yang sedang kita emban. Ajak ia untuk ikut memiliki kepekaan dan belajar berpikir menemukan solusi tepat. Kenalkan ia kepada kehidupan yang sesungguhnya. Tuntun ia menjadi pribadi dewasa sesuai umurnya. Maka kita akan tercengang pada akhirnya, menemukan generasi kita dapat tumbuh menjadi lebih 'kuat'.

Tidak perlu takut meleburkan anak dalam soal dan ujian hidup. Tentulah ujian yang sesuai dengan umurnya, dengan taraf wajar, dan tidak berlebihan. Yakinlah, hal itu akan lebih baik dibanding menyaksikan mereka tercebur dalam kolam masalah yang tidak mampu diselesaikannya.

Menjadi orang tua yang siaga, wajib kita lakukan. Namun selalu menjadi pahlawan di setiap kesulitan yang dihadapi anak, tentulah sangat tidak disarankan. Kita perlu menjaga cinta dan edukasi agar tetap pada titik keseimbangan. Agar keretanya mampu berjalan sendiri menghadapi aral yang barangkali akan menghadang. Menyiapkan kereta yang setiap kompartemennya dapat bergerak dan berjalan sesuai fungsi.

Siagakan anak untuk kondisi terburuk dan tersulit. Latih mereka menjadi generasi tangguh dan bermartabat. Ingatkan tentang kehidupan setelah kematiannya, agar mereka senantiasa bersujud kepada penciptanya. Tolehkan wajahnya ke sekeliling, supaya mereka ingat untuk mengulurkan tangan kepada sesama. Serta, ajarkan mereka menjadi peka dan memiliki hati seperti nabi.

Mereka mesti memahami dengan baik, bahwa hidup tidaklah sesederhana menaklukkan rasa takut di roller coaster berpilin. Atau sekadar mengundi keberuntungan di ujung joran. Atau hanya uji nyali menyeberangi titian. Hal yang yang akan mereka hadapi sungguh lebih kompleks daripada mengaduk warna untuk bianglala.

Pada akhirnya, sebagai orang tua, kita hanya wajib berusaha. Mengiringi setiap kawalan dan pengawasan kita dengan doa. Penyedia bahu dan sandaran untuk mereka berlabuh di kala rapuh dan bimbang. Namun hasil tetaplah kuasa Sang Maha Pencipta. Bersama ikhtiar mereka sendiri untuk menjadi lebih baik.

Mari menjadi orang tua yang tidak memanjakan. Mari lahirkan generasi emas nan tawaduk. Mari ciptakan cinta yang seimbang. Mari.

Payakumbuh, 31 Agustus 2021

Catatan:

pertanyaan retoris: pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban;

Uni: kakak perempuan di Minangkabau;

Etek: adik perempuan ayah/ibu di Minangkabau;

akademik: akademis; bersifat ilmiah; bersifat ilmu pengetahuan;

prematur: sebelum waktunya; pradini; belum cukup bulan;

inkubator: perkakas untuk memanaskan bayi yang lahir sebelum waktunya;

edukasi: pendidikan;

kompartemen: bagian yang terpisah;

roller coaster: wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus;

joran: batang pancing; tangkai pancing;

bianglala: pelangi;

ikhtiar: daya upaya; usaha;

tawaduk: rendah hati;

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selalu kangen membaca tulisan bunda Yossa yg selalu menginspirasi dan mengedukasi. Barakallahu, salam sukses dan sehat selalu bunda

31 Aug
Balas

Saya merasa kerdil membaca tulisan yg penuh gizi ini, keren bunda.. Barokalloh

31 Aug
Balas

Super sekali uni..

31 Aug
Balas

Keren Ossa

31 Aug
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih untuk tulisan yang full gizi ini. Barokallah

31 Aug
Balas

Ibu gmn khabar. Tulisannya yg selalu kunanti

31 Aug
Balas

Mantap pencerahannya Bu.. trimakasih.

06 Sep
Balas

Super Yossa...terima kasih telah berbagi.

31 Aug
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih Bu Yossa. Tulisan yang sangat bermakna bagiku. Ulasan yang kurindukan yang belum kutemukan dari orang lain. Sangat menyentuh. Barakallah. Salam sehat selalu sekeluarga.

31 Aug
Balas

Alhamdulillah. Bisa baca lagi tulisan bunda Yossa. Tulisan yang sangat bermanfaat. Terima kasih, sukses selalu.

05 Sep
Balas



search

New Post