Yossar

Guru Matematika di SMPN 2 Kampar Kiri Hulu Bangkinang, Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIJAB AISYAH (CERBUNG) PART 7

HIJAB AISYAH (CERBUNG) PART 7

Ancaman

Malam ini hujan turun begitu deras. Tetesan demi tetesan membasahi bumi yang haus. Udara panas berangsur – angsur menjadi sejuk. Perlahan namun pasti suhu udara begitu nyaman. Biasanya suara kendaraan menderu di aspal. Malam ini suasana begitu damai. Jam menunjukkan pukul 12 malam. Aisyah sampai saat ini belum bisa memejamkan matanya. Dia tak berhenti memikirkan bagaimana cara memisahkan pertemanan Siti dengan Ahmad.

Hatinya semakin hari semakin tak senang dengan kedekatan mereka. Bagaimana caranya Aisyah besok harus bertemu dengan Siti. Aisyah ingin memberikan Siti pelajaran agar tak jumpa lagi dengan Ahmad. Semakin lama hujan semakin reda. Hati Aisyah berangsur mulai tenang. Rencananya besok harus berjalan lancar. Teman – teman Aisyah sebelum nya sudah berjanji akan membantunya. Semakin malam udara semakin dingin. Aisyah kembali ke peraduannya.

Pagi ini tak ada yang berbeda. Aisyah sekolah seperti biasanya. Dia begitu semangat sekali. Tentunya bukan semangat untuk belajar, tapi ada maksud tertentu kepada Siti. Kegiatan sekolah berjalan seperti biasanya. Aisyah tak begitu tertarik mendengarkan pelajaran dari guru. Bel tanda istirahat berbunyi. Aisyah segera menuju kantin.

“Hai girls” sapa Aisyah.

“Kalian bisa bantu aku pulang sekolah nanti?”

“Ada apa lagi Aisyah?” Tanya Kasih

“Biasa. Urusan dengan si Jilbaber. Aku perhatikan dia semakin akrab dengan Kak Ahmad”.

“Memangnya rencanamu apa lagi Aisyah?” Bella bertanya.

“Cuma ngasih sedikit shock terapi, supaya si Jilbaber tidak berhubungan lagi dengan kak Ahmad.”

“Siipp. Kami selalu ada untukmu”.

“ Sekarang mari kita makan dulu”.

“Bella, kamu ini pikirannya makan dan makan. Sekali - sekali kalau tidak makan bagaimana?”

“Kalau aku tak makan, bisa end aku di dunia ini Kasih. Kamu mau?”

“Mau aja. Nanti kita bisa jadi Trio macan. Hahaha”. Kasih tertawa. Bella ikut tertawa. Beberapa menit kemudian bel tanda istirahat selesai terdengar di ujung sekolah. Mereka bergegas ke kelas. Aisyah begitu semangat menunggu pelajaran hari ini segera usai. Akhirnya penantiannya sampai juga. Bel pulang berbunyi.

* * *

Aisyah dan teman-temannya telah menunggu Siti di depan pintu. Satu persatu siswa telah keluar. Siti segera menuju pintu. Namun Aisyah menghalanginya.

“Tunggu Siti ada yang ingin ku bicarakan denganmu!”.

Siti sebenarnya tidak mau, namun Aisyah memegang tangannya. Akhirnya teman kelasnya habis. Tinggal Siti, Asiyah dan teman-temannya.

“Ada apa lagi Aisyah? Sepertinya aku tak melakukan kesalahan denganmu? Aku tak pernah menceritakan kejadian dulu.” Tanya Siti dengan lembut.

“Benar kamu tak menceritakan. Tapi kamu itu telah merebut kak Ahmad dariku.”

“ Kak Ahmad? Aku merebutnya darimu? Kami cuma berteman. Nggak ada hubungan apa pun aku dengan kak Ahmad.” Siti mencoba memberi penjelasan pada Aisyah.

“Siti kamu pikir aku ini buta?” Aisyah mendorong Siti hingga terjatuh ke lantai.

“Aku sering melihatmu ngobrol dengan kak Ahmad di perpustakaan jam istirahat. Selain itu kamu sering jalan dengannya. Apa itu namanya?”bentak Aisyah pada Siti.

“Aku dan kak Ahmad cuma ngobrol biasa aja. Kami sebagai teman berbagi. Kalau kak Ahmad itu cuma ngenterin aku ke rumah. Dia pengen bertemu dengan orang tuaku. Percayalah Aisyah aku tak merebut kak Ahmad darimu.”

“Jangan percaya Aisyah. Itu cuma alasan dia aja”. Bella bersuara.

“Benar itu Aisyah. Jangan sampai kamu terpengaruh dengan kata-kata si Jilbaber itu”. Kata kasih.

“Udah Aisyah hajar aja si Jilbaber itu”. Ranti mengompori Aisyah.

“Aisyah aku janji tak akan bertemu lagi dengan kak Ahmad. Percaya padaku.”

“Oke. Aku akan lihat itu. Kalau sampai kau masih berhubungan dengan kak Ahmad. Aku tak segan - segan menghancurkan masa depanmu”. Ancam Aisyah pada Siti.

“Ayo girls kita cabut”.

Mereka pun meninggalkan Siti. Siti hanya bisa menangis. Mengapa Aisyah begitu kejam padanya. Siti segera pulang. Dia tak mau ada yang curiga dengan keterlambatannya. Sementara itu Ahmad telah menunggu di gerbang sekolah.

“Kok lama Siti? Ada apa?”

“Nggak ada apa- apa Kak. Tadi ada tugas yang belum selesai.”

“Oh gitu. Ayo naik biar aku anterin kamu pulang”.

“Nggak usah Kak. Siti ada janji dengan teman. Masih mengenai tugas sekolah. Kakak duluan pulangnya”.

“Beneran nih Siti?”

“Benar Kak. Untuk apa Siti berbohong dengan kak Ahmad”.

“Ya kalau begitu aku pamit ya? Assalamu'alaikum”

“Oke Kak. Hati-hati. Waalaikumsalam”

Siti merasa lega. Kak Ahmad tak menaruh curiga padanya. Sebenarnya Siti tidak ada tugas sekolah, namun dia tidak mau urusannya dengan Aisyah semakin melebar. Siti sudah janji pada Aisyah untuk tidak berhubungan lagi dengan kak Ahmad. Siti bergegas mencari ojek untuk kembali ke rumah. Siti tak mau orang tuanya bertanya kenapa dia telat sampai di rumah.

* * *

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

alhamdulillah ...ini rencananya mau jd novel buk

16 May
Balas

Terima kasih pada ibuk yg telah setia mengikuti novel ini

16 May
Balas

semangat pak

16 May
Balas

sama2 buk

16 May

Seharusnya Orang tua Aisyah harus tahu kalau anaknya jahat

16 May
Balas

Ini pemanasan bukSemakin lama semakin seru

16 May

Ini pemanasan bukSemakin lama semakin seru

16 May

Keren cerpennya

16 May
Balas

Terima kasih buk...Ikuti terus ya buk

16 May



search

New Post