Yossar

Guru Matematika di SMPN 2 Kampar Kiri Hulu Bangkinang, Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIJAB AISYAH (CERBUNG) PART 5

HIJAB AISYAH (CERBUNG) PART 5

Ahmad si Ketua OSIS

Aisyah memang gadis yang cantik dan hidup berkecukupan. Banyak siswa laki-laki yang bertekuk lutut dan berusaha untuk menjadi kekasihnya. Namun tidak semua siswa laki-laki tersebut dapat ditaklukkan Aisyah. Salah satunya ketua OSIS di sekolah. Namanya Ahmad. Ahmad merupakan kakak kelas Aisyah. Aisyah sudah lama menaruh hati padanya. Berbagai cara telah dilakukannya namun hasilnya sia-sia.

Ahmad berasal dari keluarga sederhana. Sama seperti Siti, dia dapat sekolah disini karena prestasi akademisi yang bagus. Beberapa bulan yang lalu dia berhasil mendapat juara 1 lomba kimia tingkat nasional. Ahmad mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Jadi tidak salah kalau dia dipercaya untuk menjadi ketua OSIS.

Aisyah teringat dengan awal dia jumpa dengan Ahmad. Waktu itu dia baru masuk sekolah ini. Ahmad kebetulan menjadi kakak seniornya. Aisyah lupa membawa salah satu persyaratan untuk MOS. Alhasil dia menjadi sasaran empuk para seniornya. Tiba-tiba Ahmad datang membelanya dan menyuruhnya untuk tetap melanjukan kegiatan tersebut. Semakin hari rasa suka Aisyah kepada Ahmad semakin tak tertahan. Kadang Aisyah pura-pura bertanya mengenai tugas sekolah. Sampai suatu hari Aisyah mengatakan isi hatinya. Namun harapan Aisyah tak sama dengan kenyataan. Ahmad hanya menganggap Aisyah sebagai adik kelas. Tentu saja Aisyah sangat kecewa mendengarnya.

Aisyah masih tak bisa melupakan Ahmad begitu saja. Aisyah selalu mencoba mencari perhatian. Bahkan Aisyah tidak segan untuk membelikan Ahmad hadiah yang menggiurkan. Apakah itu HP terbaru, sepatu, tas, jam tangan merek terkenal bahkan kalau dia liburan keluar negeri selalu membelikan hadiah untuk Ahmad. Tetapi Ahmad bukan tipe pria yang gila harta. Semua hadiah yang diberikan Aisyah tak pernah diambilnya. Selalu saja ada alasan Ahmad untuk menolaknya. Walaupun begitu Aisyah masih berharap Ahmad bisa menjadi miliknya.

* * *

Kegiatan sekolah masih berjalan seperti biasanya. Tidak ada laporan mengenai kejadian beberapa hari lalu. Siti tetap sekolah seperti biasanya. Dia tidak pernah menceritakan kejadian tersebut. Siti tak ingin masalah semakin besar. Aisyah pun bersikap biasa saja, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Siti tetap bersikap sopan dan ramah pada Aisyah dan teman-temannya.

Waktu itu jam istirahat. Siti pergi ke perpustakaan. Siti biasanya menghabiskan waktu jam istirahat disana. Siti sibuk memilih buku yang akan dipinjamnya. Tanpa sengaja dia menabrak seorang siswa laki-laki.

“Maaf kak nggak sengaja.”

“Tidak apa - apa. Saya perhatian kamu sering ke sini pada jam istirahat?”

“Ya kak. Saya permisi Kak.” Siti berlalu.

“Tunggu! Aku Ahmad. Murid kelas 12 IPA 1”. Ahmad mengulurkan tangan.

“Saya Siti. Maaf kak bukan muhrim”

“Oh maaf. Saya tak tahu. Kamu kelas berapa?”

“Saya kelas 11 IPA 2 Kak”.

“Oh.. Berarti kamu satu kelas dengan Aisyah ya?”

“Iya Kak. Kok kakak bisa tahu.”

“Ya tahulah. Satu sekolah ini tahu siap Aisyah.”

“Kak aku permisi. Jam istirahat sepertinya sebentar lagi usai.”

“Ya silahkan.”

Siti bergegas ke penjaga pustaka. Meminjamkan satu atau dua buku untuk dibacanya di rumah. Siti segera menuju kelasnya. Ahmad terus memperhatikan Siti. Ahmad begitu terkesan dengan Siti.

* * *

Semakin hari pertemuan Ahmad dan Siti semakin sering terjadi. Ahmad bahkan sengaja menunggu Siti di perpustakaan. Siti tak merasa terganggu dengan kehadiran Ahmad. Bahkan Siti senang ada teman untuk berbagai cerita.

“Assalamu'alaikum Siti”. sapa Ahmad

“Waalaikumsalam kak”

“Bagaimana sekolah disini Siti? Enak nggak?”

“Alhamdulilah Kak. Semua siswa disini baik. Aku sangat beruntung bisa menjadi bagian sekolah ini.”

“Alhamdulillah. Kakak awalnya juga seperti kamu. Namun lama – kelamaan Kakak bisa juga menyesuaikan diri.”

“Siti sebenarnya malu berteman dengan kakak”.

“Malu? Kenapa Siti?”

“Antara kita jauh berbeda Kak. Kakak Ketua OSIS, sedangkan Siti hanya siswi biasa.”

“Jangan memandang seseorang dari jabatan Siti. Kita semua sama. Itu hanya titipan. Siap tahu suatu saat Siti pun bisa menggantikan kakak.”

“Tidak mungkinlah Kak. Masih banyak siswa yang pintar dan prestasi bagus dari Siti.”

“Jangan cepat putus asa Siti. Kita coba dulu baru tahu.”

“Insya Allah Kak. Terima kasih atas motivasinya”.

“Siti?

“Ya Kak. Ada apa?”

“Hmmmm”. Ahmad menghela napas.

“Boleh nggak kakak ke rumahmu?”

“Nanti ya Kak. Siti bilang dulu sama bapak dan ibu di rumah. Soalnya beliau agak keberatan dengan tamu laki-laki”.

“Ya nggak apa juga. Kakak tunggu kabar baiknya.”

Jam istirahat telah selesai. Mereka pun kembali ke kelas masing – masing. Siti begitu senang bisa berkenalan dengan Ahmad. Ahmad merasakan hal yang sama juga. Ahmad sangat terkesan dengan Siti. Cara dia bicara begitu sopan dan sangat bersahabat.

Berita kedekatan Ahmad dengan Siti begitu cepat tersebar di sekolah. Aisyah semakin tak suka dengan Siti. Kupingnya terasa panas mendengar berita tersebut. Dia yang selama ini mati-matian mengejar Ahmad kenapa Siti dengan mudahnya bisa dekat dengan Ahmad. Aisyah sungguh tak mengerti.

* * *

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post