Yossar

Guru Matematika di SMPN 2 Kampar Kiri Hulu Bangkinang, Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIJAB AISYAH ( CERBUNG ) PART 4

HIJAB AISYAH ( CERBUNG ) PART 4

Kado Untuk Siti

Semenjak kehadiraan Siti di sekolah Aisyah dan teman – temannya merasa sudah tidak dipedulikan lagi. Aisyah sangat benci kepada Siti. Semakin hari rasa tidak suka Aisyah kepada Siti semakin bertambah. Posisinya sekarang sudah tergantikan.

Siang itu Aisyah dan teman – temanya lagi menikmati jam makan istirahat. Aisyah dari tadi kepikiran terus dengan Siti. Dia pun memulai pembicaraan hari ini.

“Hai girls kalian merasa nggak semenjak ada si Siti Jilbaber di kelas, kita seperti sampah saja. Teman – teman lebih senang denganya. Memangnya kita semua kurang apa? Kita kaya, cantik dan keluarga terpadang. Sedangkan si Siti hanya anak kampung.”

“Benar sekali Aisyah. Semenjak kehadiran Siti, kita tak ada artinya. Para gurupun senang dengan Siti.” kata Bella

“Bagaimana kalau kita kasih pelajaran si Jilbaber tersebut? Biar dia tahu siap yang berkuasa di kelas. Enak saja dia mengambil posisi kita.” Kasih ikut mengeluarkan pendapat.

“Aku setuju Kasih. Biar tuh anak tahu rasa. Belum tahu dia siapa kita.” kata Aisyah

“Oke kalau begitu nanti pulang sekolah kita kerjain si Jilbaber.

“Oke”. jawab mereka serempak

Kegiatan sekolah tetap berjalan seperti biasanya. Jam pulang pun berbunyi. Para siswa bergegas untuk pulang.

“Siti,” panggil Aisyah

“Ya Aisyah ada apa?”

“Bisa minta waktunya sebentar nggak? Ada yang mau aku omongin sama kamu?”

“Bisa sih, tapi?”

“Please sebentar saja. Saya mau tanya mengenai tugas dari bu Tuti. Aku, Ranti, Kasih dan Bella mau belajar sebentar denganmu. Lima belas menit aja kok. Nggak lama - lama. Bisa ya?” Aisyah mencoba merayu Siti.

“Bagimana ya Aisyah. Aku takut nanti pulangnya nggak dapat ojek”.

“Gampang itu. Nanti biar aku anterin. Sekalian aku pengen tahu rumahmu.”

“Kalau begitu baiklah. Jangan lama - lama ya.”

“Beres. Girls masuk.” panggil Aisyah.

Bella, Ranti dan Kasih masuk ke dalam kelas. Siti tak merasakan ada yang janggal dengan mereka. Tiba – tiba Bella mengunci ruang kelas.

“Kenapa pintunya dikunci Bella? Bukannya kalinya mau belajar denganku?”

“Apa? Belajar?” jawab Kasih

“Hai Jilbaber. Dengar ya. Kamu jangan sok pintar dan kecentilan. Kamu itu nggak ada apa - apanya dibandingkan kami. Anak desa aja belagu.”

“Ada apa ini Aisyah. Saya tidak paham dengan semuanya ini?” Siti bertanya lagi.

Aisyah maju dan menarik jilbab Siti. Siti berusaha untuk melawan namun dia tak sanggup. Siti kalah banyak dengan Aisyah dan teman-temannya.

“Kau memang mudah untuk ditipu Siti. Siapa juga yang mau belajar denganmu. Aku tak sudi. Untuk apa juga kami buat tugas begituan. Nggak penting. Kamu itu sudah mengganggu kenyamanan kami di kelas. Semenjak kamu datang para siswa lebih bersimpati padamu. Padahal sebelum kedatanganmu mereka semua bertekuk lutut pada kami.”

“Aisyah, aku mohon maaf. Tidak ada niatku seperti itu. Mereka saja yang mendekatiku. Aku hanya berlaku biasa aja. Karena aku tahu posisi ku disini”.

“Maaf !.. Maaf. Tak semudah itu Siti. Kamu harus diberi pelajaran supaya tidak sok - sok an lagi.”

“Benar sekali Aisyah. Si jilbaber ini harus diberi pelajaran. Enak aja dia mengambil posisi kita.” Bella menambahkan

“Aisyah aku mohon jangan”. pinta Siti sambil menangis

“Hapus air mata buayamu itu. Tak sudi aku melihatnya. Girls ayo.”

“Aisyah, ku mohon jangan”. Siti coba untuk lari, namun teman – teman Aisyah sudah menghadang di depannya.

“Mau kemana kamu gadis kampung?”

“Ranti aku mau pulang. Aku mohon buka pintunya.”

“Coba aja kalau bisa?” Ranti mendorong Siti hingga tersungkur ke lantai.

“Rasain itu. Dasar anak kampung.”

Siti mencoba bangkit lagi. Namun seberapa besar dia berusaha hasilnya sia – sia saja. Air mata Siti semakin deras. Siti terus memohon agar dia tidak di apa – apakan. Namun Asiyah tak mendengarkan kata – kata Siti. Mereka menyeret Siti ke WC. Menyirami dengan air dan melemparkan beberapa telur busuk. Siti hanya menangis dan menangis. Dia coba menghindari sebisa mungkin.

“Dengar ya Siti. Ini hanya permulaannya. Kalau kamu masih belagu. Akan lebih dari pada ini. Camkan itu. Dan kalau sampai pihak sekolah tahu dengan kejadian ini. Mampus kau Siti. Ayo girls kita cabut. Biarkan si anak kampung ini merenungi kesalahannya.”

“Dadah Siti. Hahahahahaha”. Mereka tertawa terbahak bahak.

“Hai Aisyah bagaimana untuk merayakan keberhasilan kita hari ini kita makan - makan?” Usul Ranti

“Ide bagus tu. Ayo cabut.”

Aisyah dan teman-temannya pergi. Meninggalkan Siti yang masih menangis. Dengan sisa tenaga Siti coba untuk keluar dan mencari ojek pulang.

* * *

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

kejam sekali, anak 2 kalau sudah buat geng di sekolah perlu si awasi

14 May
Balas



search

New Post