HIJAB AISYAH ( CERBUNG ) PART 3
Siti si JIlbaber
Bel tanda pelajaran akan segera dimulai. Para siswa telah masuk ke dalam kelas, tak terkecuali dengan Aisyah. Hari ini Aisyah sekolah seperti biasanya. Datang terlambat dan masuk kelas terburu – buru. Guru sepertinya agak telat masuk. Ada rapat mendadak. Aisyah segera masuk kelas. Anak – anak sibuk dengan dunianya masing – masing. Ada yang main HP, berfoto, ngerumpi dan ada juga yang nyanyi seperti orang kesurupan. Terdengar langkah kaki di ujung lorong. Tanpa di komando para siswa diam di posisi nya.
“Pagi semua”. Sapa buk Tuti pada siswanya. Buk Tuti guru paling ditakuti para siswa.
“Pagi juga buk.”
“Bagaimana hari ini? Apakah kalian sudah siap belajarnya?”
“Siap buk”. Jawab mereka serempak.
“Hari ini kita ada anggota baru. Dia pindahan dari desa. Namun prestasinya cukup baik, maka sekolah memberikan beasiswa untuk belajar disini.”
“Apa buk? Wong ndeso? Nggak salah buk?” Jawab selah seorang siswa.
“Nggak? Memangnya kenapa? Ada yang protes?” Tanya Buk Tuti dengan nada tinggi.
“Nggak ada sih buk, cuma bisa nggak nanti dia menyesuaikan diri disini? Secara wong ndeso, tiap hari mandi lumpur, bau buk” Jawab Aisyah
“Aisyah jaga omonganmu. Kita semua sama. Mau orang kaya atau bukan dimata Tuhan tetap sama.”
Aisyah dan siswa lain terdiam.
“Siti ayo masuk?” Panggil buk Tuti
Seorang gadis berjilbab putih masuk. Wajahnya begitu ayu. Tidak ada kesan mewah sama sekali. Namun dia sangat bersahaja. Para siswa laki – laki begitu takjub melihatnya. Aisyah begitu terkejut dengan kedatangannya. Jauh dari yang dia bayangkan.
“Anak – anak sekalian, perkenalan teman baru kalian. Namanya Siti. Asli Bandung”.
“Assalamu'alaikum”, sapa Siti.
“Waalaikumsalam”, jawab para siswa
“Siti mohon bantuan dan kerjasamanya”.
“Oke Siti. Kami ada buat mu 24 jam”. Canda siswa laki – laki.
“Jangankan untuk membantu jadi teman hidupmu juga mau Siti”. Kelas menjadi gaduh. Ada yang bertepuk tangan ada juga yang bersiul.
“Sudah.. Sudah, tenang. Apa - apaan kalian ini. Sekolah saja belum lulus. Siti kamu duduk di sana. Di depannya Aisyah.”
Aisyah tak begitu semangat lagi untuk melanjutkan pelajaran. Pikirannya terganggu dengan kehadiran Siti. Sepertinya Siti akan menjadi saingannya di kelas ini. Orangnya tidak terlalu cantik namun sikap lemah lembutnya telah membuat para siswa laki – laki bersimpati. Jam istirahat berbunyi. Aisyah langsung ke kantin. Teman – temannya sudah menunggu disana.
“Kenapa wajahmu Aisyah? Kok bete sekali aku lihat?” tanya Kasih
“Nggak ada apa – apa. Aku mungkin kurang istirahat.”
“ I dont believe you.” balas Bella
“Pasti kamu kepikiran dengan Siti kan? Ranti bertanya.
“Eh ngapain juga aku mikirin Siti si jilbaber anak desa tersebut.”
“Serius? Tapi kalau saya perhatikan semenjak kedatangannya kamu langsung berubah. Jangan-jangan benar kamu takut bersaing dengannya? Ayo ngaku?”
“Udah jangan bahas dia didepanku. Nanti pulang sekolah kita kemana?” Aisyah mengalihkan pembicaraan.
“Kemana aja boleh. Ranti ngikut aja.
“Sama”, kata Bella.
“Aku juga Aisyah”, balas Kasih
“Kalau gitu pulang sekolah kita main dulu”.
Bel istirahat telah usai. Para siswa kembali ke kalas.
* * *
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow keren persaingan sehat nih
makasih buk?ikuti terus bukakan bnyk keseruan di dalamnya