Lukisan Luka
/1/
Aku pengembara gurun
Yang terjerat lisan beracun
Ciptakan sakit yang menahun
Untuk mengenyahkan tanpa ampun
/2/
Aku mengejarmu di belantara
Saat rinai tak lagi bermuara
Aku mencarimu di jurang rasa
Menukik ciptakan pedih yang menggelora
/3/
Aku terkapar tanpa gelegar
Mengendap luluh tanpa sadar
Terdampar di tepian hasrat
Hadirkan nyeri menyengat
/4/
Di antara pedih dan nyeri menyengat
Kugenggam keyakinan dengan erat
Mentari itu masih hangat
Sinyal Robbku yang Maha Dasyat
Kota Resik, 180520 #Izhatunnajah_721017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu keren puisinya bund, sy sll suka permainan diksi dan rimanya, Barakallahu
Puisi yang selalu hebat dengan diksi yang melangit. Keren pisan, Teh Yis!
Kereen bu..diksinya menyentuh...Pengungkapan maknanya juga pas..
Kenapa setiap baca puisi Ibu kok saya jadi terpana. Itu karena saking buwagus nya puisi Ibu. Diksi yg ditata dan pas dgn maksud. Wis, pokoke super keren Bu..
Puisi religi yang sangat bagus Bu Yis,"Bersyukur punya sandaran yang kokoh kepada Allah agar selamat dalam meniti hidup yang hanya sementara." Luka yang mendalam di hati jauh-jauh lebih ringan dari siksaan-Nya kelak di neraka. Baarakallaahu Bu Yis.
keren bu