YETI LESTIANI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PJBL Carousel Sejarah Kerajaan Hindu Buddha untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa

PJBL Carousel Sejarah Kerajaan Hindu Buddha untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa

A. Latar Belakang

Tingkat literasi sejarah siswa rendah. Hal ini dikarenakan beberapa hal:

1. Buku bacaan sejarah yang cenderung memiliki gaya bahasa yang kaku dan sulit untuk dipahami sehingga murid kurang tertarik untuk membacanya

2. Pembelajaran kurang melatih keterampilan berpikir kritis murid.

3. Budaya literasi kurang ditanamkan sejak dini.

4. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

5. Murid lebih tertarik dengan kegiatan non akademik seperti bermain games atau media sosial.

6. Kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan guru

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena menurut saya masih banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang saya alami, sehingga diharapkan praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan juga menjadi inspirasi bagi rekan guru yang lain. Sehingga berdampak pada perbaikan pembelajaran di dalam kelas yang otomatis akan berdampak pada tingkat literasi murid menjadi lebih baik.

Saya berperan sebagai pendidik (guru) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, menggunakan media, strategi serta model pembelajaran yang tepat dan inovatif. Sehingga tujuan pembelajaran serta hasil belajar murid bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

B. Tantangan

Setelah melalui tahapan identifikasi masalah, diperoleh tantangan sebagai berikut:

1. Peran serta orang tua dalam mendampingi belajar murid kurang optimal karena mereka disibukan dengan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehingga tidak mempunyai waktu untuk mendampingi anaknya belajar.

a. Minat baca murid rendah karena kurangnya pembiasaan budaya literasi sejak dini.

b. Murid belum mampu memanfaatkan gawai secara bijaksana. Lebih cenderung menggunakan gawai untuk kepentingan games atau media sosial dibandingkan untuk mencari sumber referensi belajar.

Adapun tantangan di Sekolah yakni:

a. Penerapan model pembelajaran yang tepat, media yang menarik, dan menghadirkan bahan ajar yang mudah dipahami agar memotivasi literasi murid.

b. Pembelajaran masih berpusat pada Guru

Berdasarkan uraian tantangan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak yang terlibat adalah guru dan murid kelas X G SMAN 1 Rembang Purbalingga. Dosen dan Guru Pamong sebagai fasilitator dan penilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Kepala sekolah, Waka Kurikulum, Dewan guru, teman sejawat, dan pakar yang turut mendukung kegiatan ini dengan saran dan masukan secara menyeluruh.

C. Aksi

Tantangan di atas harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan di atas adalah:

1. Penerapan model pembelajaran yang tepat, media yang menarik, dan menghadirkan bahan ajar yang mudah dipahami agar memotivasi literasi murid.

a. Strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kurangnya minat baca murid, dengan dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok, murid dapat secara maksimal menggunakan bahan ajar maupun sumber bacaan yang tersedia untuk dapat menghasilkan produk carousel yang baik dan manarik bagi pembaca

b. Strategi untuk mengatasi kurang menariknya media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru berusaha membuat dan menghadirkan media pembelajaran interaktif berbasis TPACK dengan menggunakan video pembelajaran, slide presentasi dan infografis untuk memudahkan murid memahami materi yang dipelajari.

c. Strategi untuk mengatasi sumber belajar dengan bahasa yang kaku dan sulit untuk dipahami yaitu dengan menghadirkan bahan ajar yang menarik disesuaikan dengan ranah berpikir murid.

2. Pembelajaran masih berpusat pada Guru

a. Strategi untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menghadirkan model pembelajaran yang berpusat pada murid. Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca murid salah satunya yaitu Project Based Learning (PjBL), sebuah model pembelajaran yang yang melibatkan murid untuk kerja proyek yang menghasilkan suatu produk dengan mengaitkan teknologi dan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau kompleks sehingga menjadikan murid lebih kreatif dan termotivasi untuk lebih giat belajar.

b. Model PjBL inilah yang saya gunakan untuk menumbuhkan minat baca murid fase E (kelas X) pada mata pelajaran Sejarah dengan materi Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

c. Sebagai upaya untuk mendukung pemilihan model PjBL adalah memahami karakterisitik murid, karakteristik materi dan sintak PjBL yang dituangkan dalam Modul Ajar yang tertuang dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tantangan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak yang terlibat adalah guru dan murid kelas X G SMAN 1 Rembang Purbalingga. Dosen dan Guru Pamong sebagai fasilitator dan penilai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Kepala sekolah, Waka Kurikulum, Dewan guru, teman sejawat, dan pakar yang turut mendukung kegiatan ini dengan saran dan masukan secara menyeluruh

D. Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang saya lakukan dirasa efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan dan penggunaan model pembelajaran inovatif PjBL yang dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan minat baca bahkan kemampuan kreativitas murid fase E kelas X pada mata pelajaran Sejarah pada materi Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil diskusi dan produk carousel yang dihasilkan murid bagus untuk menarik minat pembaca. Murid juga terlibat aktif dan antusias selama proses KBM berlangsung.

Penggunaan media pembelajaran berbasis IT sangat membantu murid memahami materi dan mempunyai gambaran mengenai produk yang akan dihasilkan. Evaluasi yang dilakukan juga menunjukkan adanya pemahaman murid akan hasil diskusi dan presentasi yang timbul di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca murid meningkat.

Pada saat pembelajaran menerapkan IT dengan memakai video dan slide presentasi yang ditayangkan lewat LCD, murid terlihat antusias. Mereka terlihat senang dan aktif selama proses KBM karena media yang dipakai menarik sesuai dengan karakteristik murid sekarang yang antusias dengan perkembangan teknologi dan tidak lagi menggunakan sistem konvensional berbasis mencatat.

Faktor keberhasilan KBM ini terjadi karena adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, seperti kepala sekolah, dewan guru, teman sejawat, pakar dan tentu saja saya (guru) juga murid. Selain itu, berkat bimbingan dan arahan dari dosen juga guru pamong yang selalu mensupport kegiatan yang saya lakukan. Pelajaran yang bisa saya ambil dari kegiatan yang sudah dilakukan adalah jangan pernah merasa puas akan sesuatu yang sudah dihasilkan. Teruslah berberproses mencari informasi baru untuk mengupgrade pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas kita sebagai pendidik. Dengan demikian, maka kita akan dapat menciptakan pembelajaran sejarah yang bermakna bagi murid. Memotivasi mereka dalam belajar dan menjadi teladan bagi mereka. Menjadi guru yang selalu dirindukan kehadirannya karena inovasi dan prestasinya dalam mengemas pembelajaran, bukan guru yang ditakuti karena kurang kreatif dalam mengajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post