Keikhlasan Cinta
Oleh Yesi Arisanti
“Sungguh, hanya hujan yang kunanti. Sebab, hanya ia yang mampu menyamarkan tetesan air mataku dari kesedihan ini.”
(POPBELA.com)
1/
Siang ini langit mendung, matahari telah sedari tadi menyembunyikan diri di balik hitamnya awan tebal. Sekalipun begitu, hujan tak turun menyiram bumi. Angin bertiup sepoi-sepoi, sejuk terasa seperti perasaanku kepada Aditya, lelaki yang telah mengaduk-aduk perasaanku.
Hubungan yang telah kami jalin sejak duduk di bangku SMA tidak saja berjalan mulus. Banyak onak dan duri yang menghalangi. Tapi, kokohnya cinta dan sayang Aditya kepadaku, mengalahkan segalanya. Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat menapaki hubungan ini.
Hari ini aku ulang tahun. Seperti biasa kami hanya makan di sebuah kafe. Tiba-tiba, Aditya mengeluarkan sebuah kotak.
“Fitra, aku ingin menjagamu hingga halal bagiku menyentuhmu. Aku ingin kau menjadi perhiasan terindahku. Bersama menuju surga, menggapai rida-Nya. Malam ini dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, jadilah pendamping hidupku,” ujar Aditya sambil menyerahkan cincin ke hadapanku.
Mataku berkaca-kaca. Tak tahu harus bicara apa. Langsung saja aku mengangguk. Air mata sudah menganak di sudut netraku. Tak percaya kejutan yang diberikannya. Sambil tersenyum Aditya memasangkan cincin di jari manisku. Kami sama-sama tersenyum penuh cinta.
2/
Malam dengan udara sejuk. Bintang-bintang bekerlip genit di langit. Malam yang sangat cerah. Banyak bintang-bintang bertebaran, sangat indah. Dan angin seperti membawa serbuk-serbuk kebahagiaan. Ya, malam ini Aditya dan keluarganya datang melamarku. Hari pernikahan kami sudah ditetapkan. Insyaallah, dua bulan lagi aku akan menjadi Nyonya Aditya. Dokter muda yang ramah, disenangi semua orang.
Akhir-akhir ini Aditya sangat sibuk. Dia ditugaskan menjadi dokter penanganan tim covid-19. Pandemi yang melanda dunia. Aku memaklumi kesibukannya. Aku selalu berpesan, jaga diri baik-baik. Menolong orang lain itu wajib, menjaga keselamatan diri tetap diutamakan.
Persiapan pernikahan aku yang mengurusnya. Aditya menyerahkan sepenuhnya kepadaku. Kami berhubungan hanya melalui telepon saja.
3/
Udara malam sangat dingin. Langit tak secerah kemarin. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan hitam. Mereka tampaknya tak ingin melihatku bersedih. Berita yang kudengar pagi tagi membuatku terhenyak. Calon imamku terjangkit covid-19. Virus yang sampai sekarang belum ada obatnya.
Aditya hanya berpesan, “Jaga diri baik-baik. Korona ada di mana-mana. Tolong patuhi protokol kesehatan. Aku sangat mencintaimu.”
Hatiku luluh mendengar ucapannya. Genangan air yang berkaca-kaca itu tumpah. Tak sanggup mengaliri pipi ini. Hanya doa yang tak putus-putus kulafazkan untuk lelaki yang sangat kucintai.
Setiap hari kami selalu berhubungan melalui HP, baik video call, WhatsApp, atau telepon. Keadaan Aditya masih baik-baik saja. Dia masih bertanya sampai di mana persiapan pernikahan kami.
Minggu kedua di rumah sakit, kondisi Aditya menurun. Napasnya sesak. Dia dipindahkan ke ICU. Tulangku serasa patah, lunglai. Tak percaya dengan berita yang kudengar dari Bu Muliati, Ibunya Aditya.
Tak sampai satu hari di ICU. Lelaki terhebatku menghadap Sang Pencipta. Tak ada pesan untukku. Aku berteriak. Hatiku benar-benar hancur. Belum sempat rumah tangga kami jalani, Allah menakdirkan kekasihku pergi. Covid-19 telah memisahkan kami.
Pergilah
Bawa semua cintaku
Kuingin semua kenangan indah kita
Terpatri di sini
Kuantar September dengan tubuh menggigil
Hujan terakhir telah kucatat pada petang yang suram
Dan mengatakan padamu, “Aku sangat mencintaimu.”
Padang, 14 September 2020
Tugas kelas menulis cerpen bersama Mas Eko Prasetyo
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yg mengharu biru. Corona memisahkan, semoga sorga menyatukan. Keren cerpennya, bu Yesi. Sukses selalu
Aamiin. Sehat dan sukses selalu untuk Bapak ya
Begitulah takdir berkata. Manusia berencana, Tuhan menentukan. Mantul cerpennya bu..
Makasih, Bu Mastifa
Wow ..keren..
Mokasih, Bu Eva
Kereeen cerpennya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Aamiin. Makasih, Pak. Sehat dan sukses selalu ya, Pak
Jangan pergi... Aku.. Aku... Joss.. Top kereen
Heehee. Makasih, Kang Saeful
Aku?
Ya, aku
Terharu membacanya
Makasih, Bu
Terharu lo wak baco cerpen Esi, keren
Iyo, Ra. Mokasih
Mantappp.. Keren...diksi yang bagus dan alur yang mantap...
Mokasih Bu Tri
Keren, jadi baper, sedih
Makasih Bu
Ahay...aku seperti diaduk-aduk membaca cerpen ini...WOW Bu Esi..Terhanyuuut...Alangkah indahnya...
Sehat dan sukses selalu ya, Bu Siti
Masyaallah, keren Bu Yessi
Makasih, Bu Rizka
Bu Yesi memang jagonya buat cerpen keren. Barakallah.
Wabarakallah. Sehat dan sukses selalu ya, Bu
Wuih, kereeennn... Sukses selalu, Sayang.
Aamiin yaa Rabb. Sehat dan sukses selalu untuk uni yo
Cerpen yang keren, bikin haru...
Makasih Bu
Keren ceritanya, Bu. Sukses selalu...
Aamiin yaa Rabb. Sehat dan sukses selalu untuk ibu ya
Keren bunda
Makasih Bu
Keren sekaliiiiiiii, indah dan menusuk kata-katanya, cerpenis sejati pas u bu yessi. salam dan sukses sealalu.
Makasih Pak. Sehat dan sukses selalu Yo Pak
Kern banget Bu... Saya suka membacanya. Semoga selalu sukses dalam segala hal
Aamiin yaa Rabb. Sehat dan sukses selalu untuk ibu ya
Wow, keren ceritanya. Mengiris hati, mengaduk perasaan. Semoga sukses Bu Yessi. Salam literasi.
Aamiin yaa Rabb. Sehat dan sukses selalu ya Bu
Huhuuuuuuu, Aditya.......... Jangan pergi......
Huuuhuuuuuuu
keren, ceritanya membuat hati membiru. tak terasa air mata menetes. salam sukses Bu
keren, ceritanya membuat hati membiru. tak terasa air mata menetes. salam sukses Bu
Makasih, Bu. Sehat dan sukses selalu untuk ibu ya
Keren, terharu
Heeheee. Makasih Ibu Sayang
Duuh sedih jadinya. Cerita yang keren Bunda. Sabar menunggu bedah cerpen kita di kelas yang sama.
Benar, Bu. Menunggu cerpen kita dibedah. Heehee
Apiiik cerpennya,Bu. Bahasanya ok..Salam sukses,bu
Makasih Bu Cicik. Srhat dan sukses selalu ya Bu
Rancak bana
Makasih Bu Susanti
Wow..mengharukan.Keren.
Sehat dan sukses selalu ya, Bu
Sedih dan haru ceritanya, salam sukses, Udah di follow ya
Makasih Bu. Sehat dan sukses selalu ya Bu
Makasih Bu. Sehat dan sukses selalu ya Bu
Diksinya jeren banget bund. Sy sdh follow ya
Makasih Bu
Enak banget membacanya, ngalir deras indah diksi yang dipakai.Mau belajar banayk dari Uni Yesi, bolehkah?
Ayo, Bu. Kita sama-sama belajar
Keren ceritanya bun
Makasih Bu