Bukan Cinta Biasa
Oleh: Yesi Arisanti
“Dulu, ada satu keajaiban yang membangunkanku dari ruang hampa, dan itu kamu. Dan aku percaya, akan ada keajaiban kedua. Siapa lagi kalau bukan kamu.”
(Moammar Emka)
***
Hujan turun tak hentinya dari tadi malam. Seakan ikut merasakan lukaku. Tiga tahun kujaga rumah tangga ini dari segala kerikil yang menghalangi. Mengapa cinta tak berpihak kepadaku. Kupandangi titik hujan yang terus membasahi halaman rumah.
Inilah keputusan yang terbaik. Perbuatan halal yang dibenci Allah. Perceraian tak bisa dielakkan lagi. Rumah tangga ini sudah tidak bisa dipertahankan. Jurang pemisah yang menghadang terlalu tinggi. Kutak sanggup menghadapinya.
Hari pertama menyandang status baru, seorang janda, serasa berbeda. Inilah takdir Allah yang harus kujalani. Hidup harus terus berjalan. Aku tak mau menoleh ke belakang. Aditya adalah masa lalu.
Teman-teman di sekolah baru saja mengetahui bahwa sekarang aku sudah berbeda status. Banyak yang langsung menjodohkan dengan teman atau keluarganya. Semua hanya kutanggapi dengan tersenyum. Luka ini masih belum sembuh. Aku bukan trauma untuk berhubungan lagi. Biarlah kunikmati dulu kesendirian ini sambil menata hati. Perpisahan ini terlalu menyakitkan. Tapi masih ada sahabat dan keluarga besar tempat kuberbagi. Insyaallah aku kuat.
***
Hari ini, Minggu, ada acara penampilan bakat dan seni. Murid-murid yang kubina di sanggar tari menunjukkan kebolehannya. Ya, selain mengajar, aku hobi menari. Sanggar tari ini sudah kurintis belasan tahun yang lalu.
“Uki, dari tadi HP-nya terus berbunyi.” Mul berkata padaku sambil memperbaiki kostum anak-anak.
“Ia, Mul, sudah kujawab, tapi tak ada suara,” ucapku, “Mungkin pekerjaan orang iseng. Biar saja, tak usah dilayani.”
Telepon siang tadi masih menjadi tanda tanya. Aku tahu siapa yang menelepon. Reyhan, ya mantan kekasihku yang saat ini masih sendiri setelah kami memutuskan untuk berpisah. Nomor HP-nya masih kusimpan. Mengapa dia meneleponku?
Aku tak mau mengaku jujur pada Mul, malu. Reyhan adalah sepupu Mul. Dari mana Reyhan tahu kalau aku sekarang sendiri. Siapa yang menceritakan kalau aku sudah bercerai dari Aditya. Apakah Mul yang memberi tahu?
Tiba-tiba teleponku berbunyi. Darahku berdesir. Reyhan menelepon lagi. “Assalamualaikum,” ucapku dengan jantung dag-dig-dug.
“Ternyata suara Bu Guru masih seperti dulu. Tak berubah. Masih suara Uki yang pernah mengisi hatiku,” jawab Reyhan dengan santainya.
“Memang tak ada yang berubah. Apa kabar Reyhan?” tanyaku dengan suara yang masih kutata agar Reyhan tak mengetahui debar jantungku.
Cukup lama tak ada sahutan. Apakah Reyhan mengakhiri percakapan malam ini?
“Besok aku jemput ya. Ada yang ingin kubicarakan.”
***
Di sinilah kami bertemu. Pantai yang selalu mengingatkan semua kenangan. Aku dan Reyhan menyukai tempat ini. “Memori indah tentang kita akan tetap bertahan, meski jejak kaki kita akan habis diterpa ombak.” Itu katamu yang selalu kuingat.
Reyhan memandangku dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya.
“Aku sudah tahu semuanya dari Fitra, bukan Mul yang menceritakan. Fitra teman sekantor Aditya, yang juga istri dari sepupuku. Awalnya aku kasihan, tapi di satu sisi aku bahagia,” tutur Reyhan, “Aku hanya ingin memastikan berita yang kudengar dari Fitra.”
“Berita itu benar. Aku tak mau mengungkitnya lagi. Biarlah ini jadi pengalamanku untuk menapaki hidup. Insyaallah ini pelajaran yang sangat berharga untukku,” ucapku dengan suara lirih.
“Tak usah bersedih. Aku tak mau berbelit-belit. Kita bukan orang yang baru kenal. Satu hal yang perlu kusampaikan, kamu akan selalu memberiku kekuatan, sebelum atau setelah menikah. Mungkin inilah takdir Allah yang harus kujalani, memilihmu untuk hidup hingga tua bersama,” tegas Reyhan tanpa takut akan kutolak.
Aku hanya terdiam. Baru beberapa bulan kesendirian ini kujalani. Apakah takdir berpihak kepadaku dengan menjodohkan dengan Reyhan, mantan pacarku.
“Satu-satunya orang yang memenuhi syarat menjadi istriku adalah kamu, karena syarat sebuah pernikahan yang langgeng adalah jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama. Maukah kamu menjadi istriku?” tegasnya lagi.
Aku tersenyum dengan terus menatapnya. Di mata itu tampak bahagia yang dijanjikan dulu padaku. Mataku berkaca-kaca. Tak tahu harus bicara apa. Langsung saja aku mengangguk. Air mata sudah menganak di sudut netraku. Tak sanggup lagi menampung air mata yang mengalir.
Padang, 14 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau sdh jodoh ... Janda pun pasti dikejar ... Hihihi ... Mantul Bun ... Salam sukses ...
Janda pun kuterima ya, Bu. Heehee. Sehat dan sukses selalu ya, Bu
Terharu ....
Hiks
CLBK = Cinta lama belum kelar... Hehehe
Iyo Uni. Jandamu kutunggu judulnyo
Wow, berkali kali jatuh cinta pada orang yang sama. Keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Wabarakallah. Aamiin yaa Rabb. Sehat dan sukses selalu ya, Bu
Ada yaa...yang begitu
Ada Bunda
Mekeh lo mambaconyo
Onde mak
Ondeeeeh, terharu lo wak mambaco cerpen Bu Editor ko
Selamat ya, Uki. Ternyata Cinta tak pernah dusta
Batua Bu Mul
Wow...CLBK Bu Yesi. Cinta Lama Belum Kelar
Iyesss. Bisa sj Bu Rizka
Wow...CLBK Bu Yesi. Cinta Lama Belum Kelar
So sweet. Paling bisa deh Bu Yesi mengaduk perasaan pembacs. Keren.
Mokasih Bu Nopi
Akhirnya...
Keren cerpennya, Buk Yesi. Berkali-kali jatuh cinta pada orang yg sama. Mewek...
Heehee. Makasih Bu
Endingnya so sweet... Keren banget jalan ceritanya. Mantap Bu Uki.
Bu Uki di ceritanya Bu. Yesi
Iya Bu Umi. Itu tokohnya Bu Uki
Huhuuuuuuuu...... Gak tahu harus berkata apa... Hiks!
Katakan saja kalau kaumemang sayang padaku
Cerpen yang sangat menarik. Salam literasi
Makasih Bu
Ini mah judul nya Kutunggu Jandamu....wkwkwk....Bercanda Bunda...
Bisa juga, Bu, heehee
Semoga Uki dan Rayhan berjodoh..Keren Bu ceritanya..sukses selalu
Sehat dan sukses juga Bu
Ok banget ceritanya,Bu. Kalau jodoh tak lari kemana... Salam sukses,bu
Keren. Salam literasi.
Makasih Bu
Pun demikian denganku, air mata mengajak di ujung netraku.Unchhhhhh Unieku selalu asyik cerpennya.
Heehee, kakasih Bu Fitria
Makasih
Ulasan yang menarik bunda .. salam sukses selalu
Itu cerpen, Bu. Makasih ya, Bu.