Yenti murni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Duduak Basamo Balapang-lapang, Duduak Surang Basampik-sampik

Duduak Basamo Balapang-lapang, Duduak Surang Basampik-sampik

#tagur#07#25.08.21'#

Duduak Basamo Balapang-lapang. Duduak surang Basampik-sampik

Dalam pepatah Minang kalimat ini sangat dalam artinya. Karena bagi mereka yang paham dengan seluk beluk pepatah Minang, mereka akan memahami hakekat maksud dari arti kata yang disampaikan. Minangkabau sangat banyak menggunakan pepatah atau pituah orang tua dahulu. Hal ini dikarenakan pituah tersebut ada dan sangat sinkron sekali dengan masalah kehidupan yang dijalani dalam sehari hari. Bila ditelaah satu perasatu, maka akan sangat banyaklah pituah atau pepatah Minang yang sangat berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam segi kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian semua aspek tersebut tidak ada yang luput dari petuah orang-orang tua terdahulu.

Namun jika dipertanyakan kalimat tersebut kepada anak-anak generasi sekarang, mereka sudah mulai kurang bahkan tidak mengenal lagi makna petuah orang tua dulu. Kita sebagai orang tua tidak pula harus menyalahkan mereka, namun kita seharusnya yang salah karena sudah tidak lagi mengenalkan petatah petitih orang tua zaman dahulu kepada generasi sekarang.

Jika hal ini dibiarkan, bisa dudaya tersebut hanya tinggal kenangan dan hanya menjadi warisan budaya yang terabaikan. Padahal jika kita dalami betul makna kalimat petatahi petitih, maka anak-anak generasi muda dapat menjadi generasi yang siap mengahadapi kehidupan dengan lebih baik lagi.

Dalam kehidupan, duduak basamo balapang-lapang, duduak surang basampik-sampik, artinya adalah bahwa dngan kebersamaan baik itu dalam hal apa saja dalam kehidupaan pribadi dan sosial sangat bermanfaat sekali. Kenapa dikatakan demikian, karena bila semua permasalah didiskusikan atau dimusyawarahkan, tidak ada masalah yang tidak akan selesai. Karena dengan bersama-sama masalah bisa dicari penyelasaian. Namun jika hanya sendiri saja mengemban dan memikul hal apa saja, maka akan terasa sulit dan sempit. Karena masalah apa saja bila hanya diri kita yang menyelsaiakan maka kita sendiri yang susah. Lebih kurang itulah maknanya. Kalau dalam Pancasila jika dihubungkan dengan silanya, maka sila keempat yang sangat sesuai dengan dengankajian ini. Yaitu, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan.

Oleh sebab itu mari kita himbau kepada seluruh generasi Minang khususnya menggali dan membudayakan bahasa yang tinggi maknanya. Dalam artian kata maksud judul di atas adalah bagaimana kita untuk mendahulukan bermusyawarah untuk mendapatkan kata mufakat. Jika ada masalah jangan dipikir sendiri, namun musyawarahkan dengan piminan yang ada di saat itu.

#minanghebat#

#makanminagluarbiasa#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat menginspirasi bu Yenti....salam sehat dan sukses selalu

25 Aug
Balas

alhamdulillah... Bunda...salam literasi kembali...

26 Aug



search

New Post