Aisyah Dahlan, seorang dokter yang sering berbicara sebagai narasumber di berbagai acara yang berkaitan dengan keluarga dan anak pernah mengatakan: menasihati anak laki-laki yang terbaik adalah pada saat makan.

Mengapa beliau berpendapat demikian? Sebab pada bagian otak yang disebut hypotalamus pada anak laki-laki lebih tebal dari anak perempuan. Sehingga mereka lebih cepat haus. Maka janganlah memberi nasihat kepada mereka di saat perut kosong.

Benarkah demikian. Karena beliau seorang ahli kedokteran mungkin ada benarnya ya. Saya yang punya tiga anak lelaki belum pernah mempraktikannya secara sengaja. Saya lebih memilih mencari waktu yang tepat, misalnya ketika berkumpul bersama di saat mereka memiliki waktu luang.

Atau kalau memang mendesak, maka dinasihati pada saat itu juga, namun dengan nada suara yang bersahabat. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi mereka.

Tentu tiap orang punya cara yang berbeda. Seorang dokter dengan seorang pendidik akan punya cara masing-masing. Mungkin seorang seniman akan menasihati anaknya lewat karya gambar, musik, lagu atau tarian. Dan orang tua yang sibuk, akan melakukan dengan memanfaatkan waktu yang sedikit menjadi lebih berarti atau dengan quality time.

Semua sah saja. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Perlakuannya pun tidak sama. Namun sebagai orang tua, kita harus terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang berkualitas, sehingga menghasilkan anak-anak yang berkualitas.

Anak ibarat kertas putih kosong. Dan orang tua serta lingkungan mereka akan menggores kertas itu menjadi indah atau tidak. Goresan-goresan kecil akan berpengaruh pada hasil tentunya.

Segala sesuatu ada prosesnya. Dan semua tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kesabaran dan usaha serta kerjasama orang tua dan anak.

.

#Tulisan ke-123